Pemain Timnas Georgia rayakan gol perdana mereka di Euro 2024. (instagram.com/nakrebi)
Hal menarik lain dari Georgia adalah semangat mereka untuk bertahan dan membalas gempuran Turki. Kebanyakan peluang emas Georgia datang dari skema serangan balik cepat yang menawan. Gol pertama yang dicetak Mikautadze adalah salah satu demonstrasi terbaiknya. Padahal, Georgia hampir kena mental saat tendangan Yildiz masuk ke gawang dan skor jadi 2-0. Beruntung gol itu dianulir wasit dan jadi semacam injeksi motivasi untuk menyamakan kedudukan.
Saat tertinggal 1-2 pada babak kedua dan waktu terus bergulir menuju injury time, pemain Georgia tak segan melancarkan taktik Kamikaze. Mamardashvili mengikuti rekan-rekannya masuk ke area penalti Turki untuk mengeksploitasi tendangan pojok Kvaratskhelia. Sayangnya, bola berhasil ditinju kiper Mert Günok dan mendarat di kaki Muhammed Kerem Akturkoglu yang tak terkawal. Ia berbalik menggiring bola ke gawang Georgia yang tanpa penjagaan dan mencetak gol ketiga Turki pada menit 90+7.
Gemuruh suporter menggelora saat momen itu terjadi, menandai kemenangan pertama Turki pada laga perdana mereka di turnamen sepak bola antarnegara Eropa itu. Tak berselang lama, wasit meniup peluit tanda pertandingan berakhir. Meski kalah cukup telak, Georgia tetap layak dapat respek untuk keberanian mengambil risiko dan ketekunan mereka mencuri poin di laga itu.
Sempat pula diwarnai kerusuhan antarsuporter, tetapi berhasil ditangani dengan baik oleh penyelenggara, ini memang salah satu pertandingan paling kaos di Euro 2024 sejauh ini. Taktik dan ritme permainan yang ditunjukkan Turki dan Georgia memang tak serapi dan terstruktur tim-tim juara bertahan, tetapi ini yang dinantikan penonton. Sebuah pertandingan sepak bola yang penuh ledakan dan gebrakan tak terduga.