TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Survei: Polisi Bertanggung Jawab Terhadap Tragedi Kanjuruhan

Survei dilakukan Indikator Politik Indonesia

Suasana Stadion Kanjuruhan pada Senin (3/10/2022). (IDN Times/Gilang Pandutanaya)

Jakarta, IDN Times - Survei yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia terkait tragedi Kanjuruhan memunculkan fakta unik. Dari hasil survei tersebut, tampak bahwa polisi jadi pihak yang harusnya paling bertanggung jawab atas tragedi tersebut.

Survei ini melibatkan seluruh warga Indonesia yang berusia 17 tahun, dan menggunakan metode multistage random sampling. Jumlah orang yang disurvei mencapai 1.220 orang, dengan margin of error 2,9 persen.

Quality control dari hasil survei Indikator Politik Indonesia ini pun sudah dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel. Tingkat kepercayaan survei ini sebesar 95 persen.

Baca Juga: Cerita Korban Tragedi Kanjuruhan Terpaksa Kehilangan Pekerjaan 

1. Sebanyak 39,1 persen responden sebut polisi bertanggung jawab

Aparat keamanan berusaha menghalau suporter yang masuk ke lapangan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10/2022). (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Berdasarkan hasil survei ini, sebanyak 39,1 persen responden menyebut aparat kepolisian jadi pihak yang harusnya paling bertanggung jawab atas tragedi Kanjuruhan. Selain polisi, ada dua pihak lain yang juga dianggap bertanggung jawab.

Sebanyak 27,2 persen responden menyebut operator liga (LIB) sebagai pihak yang bertanggung jawab. Sedangkan 13,1 persen lainnya menyebut bahwa PSSI-lah yang harusnya bertanggung jawab atas tragedi yang terjadi di Malang tersebut.

2. Responden sepakat banyaknya kematian disebabkan gas air mata

Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk ke lapangan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10/2022). (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Berdasarkan hasil survei ini juga, mayoritas responden, yakni 86,8 persen, memahami bahwa suporter dan penonton yang tewas di Kanjuruhan diakibatkan gas air mata dari pihak kepolisian. Hal ini menimbulkan kepanikan di stadion.

Selain itu, mayoritas responden sebanyak 64,5 persen juga tidak sepakat dengan pernyataan pihak kepolisian bahwa tembakan gas air mata sudah sesuai prosedur keamanan. Hanya 25,4 persen saja yang menyatakan setuju.

Baca Juga: Aremania Siapkan Laporan Hukum Baru Tragedi Kanjuruhan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya