Warisan Chelsea yang Tak Pernah Padam, Kursi Panas Manajer
Warisan dari era Abramovich masih ada
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kepemilikan baru nyatanya belum memberi andil positif bagi Chelsea. Malah, warisan dari pemilik lama, Roman Abramovich, masih terasa di Stamford Bridge, yakni kursi panas manajer.
Yap, kursi manajer Chelsea adalah sesuatu yang acap menjadi komoditi panas sejak era Abramovich. Sudah ada 13 manajer yang merasakan keganasan kursi manajer Chelsea. Jose Mourinho dan Guus Hiddink bahkan merasakannya dua kali.
Hadirnya Todd Boehly rupanya tidak mengubah hal tersebut. Kursi manajer Chelsea, hingga kini, tetap menjadi sesuatu yang panas. Itu yang dirasakan Graham Potter sekarang.
Baca Juga: 3 Fakta Menarik Usai Chelsea Dihajar Tottenham Hotspur
1. Graham Potter tengah jadi sasaran tembak
Graham Potter resmi menangani Chelsea pada 8 September 2022 silam. Dia datang menggantikan Thomas Tuchel, manajer pertama yang dipecat di era Boehly. Sialnya, kedatangan Potter tidak membuat Chelsea jadi lebih baik.
Tercatat, sejak November 2022, Chelsea hanya mengemas dua kemenangan. Jika ditotal, Potter meraih sembilan kemenangan, tujuh hasil imbang, dan 10 kekalahan dari 26 laga yang dia pimpin di semua kompetisi.
Sontak, torehan ini membuat Potter jadi sorotan. Rasio kemenangannya di Premier League hanya 27,8 persen, lebih rendah dari Ian Potterfield yang menorehkan rasio kemenangan 31 persen. Posisinya sebagai manajer Chelsea pun digoyang.