Mikel Arteta dikenal sebagai pelatih yang tidak ragu memberikan panggung bagi pemain muda. Contoh nyata bisa dilihat dari Ethan Nwaneri, Myles Lewis-Skelly, hingga Bukayo Saka yang kini menjadi andalan tim utama. Kini, giliran Max Dowman yang merasakan kepercayaan serupa. Arteta menilai, ketika pemain muda sudah cukup matang secara teknik dan mental, usia bukan penghalang untuk tampil di level tertinggi.
Filosofi trust the talent, manage the process menjadi pedoman Arsenal dalam mengembangkan Dowman. Arteta menjelaskan, klub perlu menyesuaikan aspek-aspek nonteknis seperti pola makan, jadwal tidur, dan beban latihan agar selaras dengan kebutuhan remaja berusia 15 tahun itu. Pendekatan holistik ini menunjukkan keseriusan Arsenal dalam mengasah kemampuan bermain sekaligus membangun karakter dan keseimbangan hidup pemain muda mereka.
Dowman dinilai memiliki mental juara dengan rasa lapar terhadap tantangan, keinginan belajar tinggi, dan sikap rendah hati yang jarang ditemui pada usia semuda itu. Dilansir Sky Sports, mantan pelatih akademi Arsenal, Temisan Williams, menyebut Dowman selalu meminta tantangan baru dan tidak pernah menolak kesempatan bermain di level lebih tinggi. Sikap tersebut menjadikannya representasi sempurna dari semangat Hale End yang melahirkan bintang-bintang seperti Bukayo Saka dan Emile Smith Rowe.
Dalam pandangan Arteta, Dowman tak sebatas talenta baru, ia juga simbol kesinambungan proyek jangka panjang Arsenal. Scholarship yang diterimanya mencerminkan filosofi klub dalam menggabungkan keberanian, perencanaan, dan nilai-nilai pendidikan. Arsenal tidak hanya ingin mencetak pemain hebat, tetapi juga manusia matang yang mampu membawa identitas klub ke masa depan.
Langkah Arsenal mengamankan Max Dowman lewat scholarship terms menunjukkan kesungguhan klub dalam mengamankan aset berharga mereka. Pada usia 15 tahun, Dowman telah menjadi representasi sempurna dari keyakinan Arsenal, keberanian memercayai talenta muda adalah kunci keberlanjutan kejayaan klub.