Ayase Ueda (kiri) bersama rekan-rekannya di Cercle Brugge. (instagram.com/cercleofficial)
Pada bursa transfer musim panas 2022, tawaran datang dari Cercle Brugge yang satu grup dengan AS Monaco. Mereka membelinya dari Kashima Antlers dengan harga 1,3 juta euro (Rp21 miliar). Meski Liga Pro Belgia cukup familier dengan pemain Jepang, Cercle Brugge bukan tim yang sering merekrut atlet asal Asia. Selama sedekade terakhir, mereka hanya pernah mengontrak satu pemain Jepang, yakni Naomichi Ueda (2018—2021).
Perekrutan Ayase Ueda terkesan seperti sebuah keputusan acak, tetapi ternyata sudah dipikir masak-masak. Kontrak itu menguntungkan kedua pihak. Seolah tak butuh waktu beradaptasi dengan lingkungan barunya, Ayase Ueda dengan mudah tampil brilian di Liga Pro Belgia pada musim debutnya. Performa itu juga membantu Cercle Brugge naik peringkat pada 2022/2023.
Menariknya, menurut wawancara jurnalis Koen Verdruye untuk media Belgia berbahasa Belanda, Het Nieuwsblad, dengan asisten pelatih Cercle Brugge, Jimmy De Wulf, Ayase Ueda masih bertumpu kepada interpreter dan aplikasi penerjemah otomatis untuk memahami instruksi dari staf. Namun, keterbatasan bahasa tidak melemahkan bakatnya. Menurut De Wulf, kekuatan Ueda ada di efisiensi, kecepatan, dan ketepatan tendangannya. Ia bisa mencari celah kosong sendiri dan melawan defender-defender kuat dan tinggi yang mengadangnya. Padahal, posturnya cukup kecil untuk seorang striker.