Pengaruh Mohamed Salah menunjukkan, sepak bola dapat menjadi alat yang kuat dalam mereduksi prasangka dan membangun pemahaman antarbudaya. Sebagai salah satu olahraga paling populer di dunia, sepak bola memiliki daya tarik yang mampu menyatukan orang-orang dari berbagai latar belakang. Dalam kasus Salah, keberhasilannya di lapangan hijau membantu membentuk opini positif terhadap muslim di Inggris.
Keberhasilan Salah dalam memengaruhi pandangan masyarakat dapat dikaitkan dengan teori parasocial contact hypothesis, yang menyatakan eksposur terhadap figur publik dari kelompok minoritas dapat mengurangi prasangka. Dalam hal ini, keberadaan Salah di Liverpool menciptakan hubungan tidak langsung antara penggemar sepak bola dan komunitas muslim. Hal ini membantu memanusiakan muslim di mata publik dan mengurangi stereotip negatif.
Selain itu, dampak Salah juga dapat dibandingkan dengan tokoh-tokoh olahraga lain yang telah membantu mengubah pandangan masyarakat terhadap minoritas. Jackie Robinson, misalnya, berhasil membuka jalan bagi atlet kulit hitam di Amerika Serikat untuk merumput di Major League Baseball (MLB). Di Inggris, Salah kini menjadi salah satu ikon muslim yang dapat dijadikan contoh dalam membangun keharmonisan sosial melalui olahraga.
Dari fakta-fakta yang telah dipaparkan, jelas Mohamed Salah lebih dari sekadar pesepak bola hebat. Melalui aksinya di lapangan dan perilaku kesehariannya, ia telah berhasil berdakwah dengan cara yang unik, memperbaiki citra Islam di Inggris, dan membuktikan olahraga bisa menjadi sarana dakwah yang efektif.