Giorgi Loria, kiper Timnas Georgia sekaligus pemain aktif Dinamo Tbilisi (instagram.com/fcdinamotbilisi)
Usai Patarkatsishvili dinyatakan meninggal pada 2008, kepemilikan Dinamo Tbilisi beralih kepada pebisnis Roman Pipia. Tidak seperti Patarkatsishvili yang punya afiliasi dan agenda politik, Pipia bisa dibilang pebisnis murni. Setelah berpindah tangan ke Pipia, berbagai terobosan pun mulai terlihat di Dinamo Tbilisi. Salah satunya restrukturasi dan pembangunan akademi baru pada 2013 yang momen peresmiannya dihadiri Cristiano Ronaldo.
Strategi Pipia didukung pula oleh program pendanaan dan pembinaan dari UEFA. Tak hanya Tbilisi yang dapat bantuan, sekolah-sekolah sepak bola baru terus dibangun di berbagai kota di seluruh penjuru Georgia. Termasuk di Rustavi dan Kutaisi yang merupakan markas tim-tim sepak bola prominen di negeri itu.
Keseriusan Dinamo Tbilisi berbuah hasil. Dari 26 pemain yang dipanggil Willy Sagnol untuk memperkuat Timnas Georgia pada Euro 2024, 18 di antaranya pernah mengenyam pendidikan di akademi sepak bola Dinamo Tbilisi. Itu termasuk para pemain kunci macam Khvicha Kvaratskhelia, Giorgi Mamardashvili, Gabriel Sigua, Zuriko Davitashvili, dan Otar Kiteishvili. Bila melihat tahun kelahiran para pemain-pemain ini yang berada di antara akhir tahun 1990-an sampai awal 2000-an, itu berarti hampir semuanya terdaftar di akademi pada 2010-an, tepat saat akademi baru Dinamo Tbilisi diresmikan.
Walau belum mampu berpartisipasi lagi di turnamen-turnamen internasional dan kini lebih banyak diisi pemain-pemain muda, alumni Dinamo Tbilisi meramaikan Timnas Georgia ramuan Willy Sagnol sejak 2021. Tak berlebihan rasanya bila mengatakan klub ini secara tak langsung berkontribusi dalam kesuksesan Timnas Georgia debut di Euro 2024.