Erick Thohir Pilih Dihujat Ketimbang Paksakan Gelar Liga Putri

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, panen hujatan karena urung menghidupkan Liga Putri yang mati suri sejak 2019 lalu. Namun, Erick memilih untuk tutup telinga.
Pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN itu enggan tergesa-gesa menggelar Liga Putri hanya demi meredam kritik. Erick menilai, jika liga dipaksakan berjalan tanpa persiapan matang, hasilnya bisa saja tak bertahan lama.
1. Ketersediaan talenta pemainnya masih minim
Faktor utama PSSI urung menghidupkan Liga Putri dari mati suri adalah ketersediaan talenta pemainnya yang masih minim. Namun, Erick tak menjelaskan secara gamblang, berapa banyak pemain yang sebenarnya dibutuhkan.
"Karena sepak bola perempuan mati suri cukup lama. Jadi kalau sekadar, 'Ayo! Liga Putri!' terus dibangun satu tahun, terus berhenti. Karena talentanya tidak ada. Karena kami tidak mau liganya jalan, nanti mati lagi. Jadi, saya dengan tekanan dihujat (karena) Liga putri tidak jalan. Saya (tetap) tidak berpikir tergesa-gesa," ujar Erick ketika disinggung apakah akan mempertimbangkan untuk mempercepat Liga Putri.
2. Fokus perkuat akar rumput
Saat ini, PSSI masih fokus dalam memperkuat akar rumput. Harapnya, Timnas Putri yang menjalani pemusatan latihan (TC) jangka panjang, dapat mengobati rasa rindu para pemain berkompetisi, plus mematangkan pemain ketika liga dimulai.
"Karena saya sebagai Ketua PSSI punya tanggung jawab lebih besar. Membangun tim nasional, membangun grassroots. Baru Liganya ada. Kami harap dengan adanya tim nasional yang berkembang, kami punya talenta yang cukup. Tapi, itu pun masih berisiko tinggi," ucap Erick.
3. Selama ini, cuma janji manis
Komite Eksekutif PSSI, Vivin Cahyani, sebenarnya sempat menyatakan federasi sudah berencana memutar kompetisi Liga Putri pada 2024. FIFA turut membantu merancang kompetisinya. Rencananya, kompetisi itu hanya akan diikuti 10 tim terlebih dahulu. Ketersediaan atlet dan bujet yang minim menjadi alasannya. Namun, hingga saat ini, gong Liga Putri tak kunjung berbunyi.
"Sedang kami susun formatnya seperti apa, setelah itu tinggal dipresentasikan ke Ketum PSSI (Erick Thohir). Kalau oke, ya go. Waktunya segera ditentukan. Kendalanya itu memang talentanya kurang karena gak semua klub Liga 1 itu punya tim putri. Makanya, 10 tim dulu dan akan difokuskan penyelenggaraannya di Pulau Jawa supaya tidak high cost," kata Vivin saat ditemui di Kudus, September 2023 silam.