Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bundesliga. (unsplash.com/manuelhoster)
Bundesliga. (unsplash.com/manuelhoster)

VfL Bochum dikenal sebagai tim papan bawah Bundesliga Jerman. Namun, tim yang dikenal dengan julukan Die Unabsteigbaren ini berhasil bertahan di kasta tertinggi Liga Jerman dengan perjuangan yang luar biasa. 

Setelah beberapa musim duduk di papan bawah, VfL Bochum harus menerima nasib terdepak dari divisi utama Liga Jerman. Klub asal North Rhine-Westphalia ini gagal bertahan setelah duduk di dasar klasemen akhir Bundesliga Jerman 2024/2025. 

Terdapat empat fakta menarik di balik terdegradasinya VfL Bochum pada 2024/2025. Simak deretan fakta dan ulasannya berikut ini. 

1. Terdepak setelah bertahan 4 musim di Bundesliga Jerman

Persaingan papan bawah Bundesliga Jerman 2024/2025 cukup sengit. Beberapa tim harus saling sikut demi mengamankan posisi untuk bertahan di kasta tertinggi Liga Jerman. Kelima tim itu termasuk VfL Bochum, Holstein Kiel, FC Heidenheim, TSG Hoffenheim, dan FC St. Pauli. 

Sebenarnya terdegradasinya VfL Bochum tinggal menunggu waktu. Sebab Bochum terus mengalami penurunan posisi sejak promosi ke Bundesliga Jerman pada 2021/2022. Dari musim ke musim, mereka semakin mengalami kesulitan bersaing dengan tim-tim besar di Jerman. 

Pada 2023/2024, Bochum nyaris terdegradasi setelah bertengger di posisi ke-16 klasemen akhir dan memaksanya bertahan lewat playoff promosi. Beruntung mereka mampu membalikkan keadaan dengan menyamakan agregat 3-3. Tim asuhan Pelatih Dieter Hecking sukses mengalahkan Fortuna Duesseldorf lewat adu penalti dengan skor 6-5. 

2. VfL Bochum tidak pernah beranjak dari papan bawah

Pada pekan pertama 2024/2025, VfL Bochum hanya menempati posisi ke-15 klasemen Bundesliga Jerman. Setelah itu, Die Unabsteigbaren tidak pernah beranjak dari zona degradasi hingga duduk di posisi ke-18 klasemen akhir. Mereka hanya mengumpulkan 25 poin dari 6 kemenangan dan 7 keserian dalam 34 laga. 

Pada laga terakhir, Bochum sebenarnya mampu merebut kemenangan 2-0 melawan FC St. Pauli. Namun, jarak poin yang cukup jauh dibanding FC Heidenheim di zona playoff membuatnya harus rela terdegradasi. Kini, tim asuhan Dieter Hecking harus berjuang keras untuk berada di papan atas Bundesliga 2 2025/2026 demi kembali berkompetisi di kasta tertinggi. 

3. Sempat mengalami pergantian kursi kepelatihan

Sejak awal 2024/2025, kursi kepelatihan VfL Bochum sudah mengalami beberapa kali pergantian. Awalnya, Peter Zeidler ditunjuk untuk menukangi tim asal North Rhine-Westphalia ini. Namun, buruknya performa membuatnya dipecat hanya dalam kurun waktu 3 bulan. 

Kemudian, manajemen klub menunjuk pelatih sementara, Markus Feldhoff dan Murat Ural pada Oktober 2024. Sayangnya, keduanya tetap gagal memperbaiki penampilan VfL Bochum pada paruh pertama 2024/2025. Saat itu, Bochum hanya mampu duduk di dasar klasemen imbas kekalahan beruntun dan belum pernah meraih kemenangan. 

Pada November 2024, pihak klub menunjuk Dieter Hecking untuk mengisi kursi kepelatihan Bochum yang baru. Penunjukan Hecking sedikit membawa angin segar bagi klub dengan beberapa kali kemenangan. Namun, di bawah binaan Hecking, Die Unabsteigbaren tetap tidak tertolong. 

Melansir Buli News, Bochum resmi memperpanjang kontrak Hecking hingga Juni 2027 meskipun timnya tetap berada di zona degradasi. Namun, pihak klub mengaku percaya dengan kinjera Hecking selama menukangi Bochum dengan sumber daya yang terbatas. Ia  akan berupaya membawa Bochum kembali ke Bundesliga Jerman. 

4. Masalah internal klub jadi salah satu faktor utama terdegradasinya VfL Bochum

Melihat potensinya, VfL Bochum sebenarnya tidaklah terlalu buruk. Kualitas klub ini masih berada di atas dua klub promosi, yakni Holstein Kiel dan FC St. Pauli. Mereka juga diperkuat oleh pemain bintang, seperti Myron Boadu yang berhasil mencetak 9 gol dari 34 laga untuk Bochum. 

Tak hanya itu, di lini tengah klub juga diperkuat oleh Ibrahima Sissoko yang sempat tampil cukup baik bersama RC Strasbourg. Di lini pertahanan, tim ini diperkuat Bernardo dan Tim Oermann yang dikenal cukup tangguh. Namun, Bochum tetap gagal setidaknya bertahan di kasta tertinggi Liga Jerman. 

Melansir Kicker, buruknya performa Die Unabsteigbaren sebenarnya lebih kepada instabilitas di dalam manajemen klub. Pada Oktober 2024, Presiden Bochum, Hans-Peter Villis memutuskan untuk meninggalkan kantornya di tengah kemelut dan buruknya performa tim. Kursi kepemimpinan akhirnya diserahkan kepada Uwe Tigges. 

Terdegradasinya VfL Bochum sudah terlihat jelas sejak awal Bundesliga Jerman 2024/2025. Klub ini seperti tidak mampu bangkit dari keterpurukan dan rentetan kekalahan yang membuat mental pemain semakin menurun. Kini, mereka harus berjuang keras menjuarai Bundesliga 2 dan merebut tiket promosi ke kasta tertinggi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAtqo Sy