Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Laga Timnas Indonesia lawan Bahrain di SUGBK. (dok. PSSI)
Laga Timnas Indonesia lawan Bahrain di SUGBK. (dok. PSSI)

Intinya sih...

  • Indonesia didenda Rp400 juta dan pengurangan penonton oleh FIFA
  • FIFA menganggap suporter Indonesia melakukan tindakan diskriminatif saat laga kontra Bahrain
  • Sanksi berupa denda dan pembatasan penonton, dengan opsi alokasi kursi khusus anti-diskriminasi
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - FIFA menjatuhkan hukuman kepada PSSI. Hukuman itu diberikan usai suporter Indonesia dinilai melakukan tindakan diskriminatif saat laga Timnas Indonesia kontra Bahrain pada 25 Maret 2025.

Federasi sepak bola dunia tak memberi toleransi terhadap pelanggaran terhadap pelanggaran yang dinilai mencederai sportivitas dan prinsip kesetaraan di lapangan. Alhasil, Indonesia mendapat hukuman berupa denda Rp400 juta dan pengurangan jumlah penonton.

Informasi terkait sanksi tersebut disampaikan PSSI melalui pernyataan resminya, Minggu (11/5/2025).

1. Pelanggaran suporter masuk dalam kategori tindakan diskriminatif

Potret kedatangan bus Bahrain jelang lawan Timnas Indonesia (IDN Times / Sandy Firdaus)

FIFA menyebut dalam surat keputusannya jika pelanggaran yang dilakukan suporter masuk dalam kategori tindakan diskriminatif. Hal itu melanggara Pasal 15 dalam regulasi FIFA terkait disiplin pertandingan.

“Jadi kemarin kita dapat surat dari FIFA tentang referensi FDD-23338 tentang Pasal 15 Diskriminasi. Jadilah keputusan FIFA menyatakan jika PSSI harus bertanggung jawab terhadap prilaku diskriminatif suporter pada saat Indonesia melawan Bahrain yang dimainkan pada 25 Maret 2025,” kata Exco PSSI, Arya Sinulingga, dalam keterangan resmi PSSI.

2. Sekitar 200 suporter dinilai meneriakkan slogan diskriminatif

Koreografi Garuda Emas dalam duel Timnas Indonesia versus Bahrain (IDN Times / Tino Satrio)

Melalui laporan pengawas pertandingan dan hasil investigasi, aksi tersebut terjadi pada menit 80 di sektor 19. Ada sekitar 200 suporter tuan rumah terlibat meneriakkan slogan diskriminatif. Hal itu dinilai pelanggaran serius yang mencederai prinsip kesetaraan FIFA.

“Ini merupakan hal berat bagi kita. FIFA punya prinsip kesetaraan, kemanusiaan, dan saling menghargai. Tidak boleh ada hate speech, ujaran kebencian, rasisme, atau xenofobia. Kita harus tanggung bersama-sama dan mulai melakukan edukasi serta literasi,” ujar Arya.

3. Ada keringanan sanksi dari FIFA, tapi...

Potret Kantor FIFA di Jakarta. (IDN Times/Tino).

FIFA menjatuhkan sanksi denda sebesar 25 ribu dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp413 juta dan pembatasan penonton sekitar 15 persen dari kapasitas stadion, khususnya di tribune selatan dan utara yang berada di belakang gawang. Beruntung, FIFA memberikan kelonggaran terhadap hukuman pengurangan penonton.

PSSI diberikan opsi mengalokasikan 15 persen kursi penonton, kepada komunitas khusus anti-diskriminasi, atau kelompok tertentu, seperti pelajar, perempuan dan keluarga. Namun, mereka diwajibkan membawa atribute atau spanduk khusus yang bertemakan anti-diskriminasi.

PSSI juga diminta menyampaikan rencana tempat duduk dengan detail kepada FIFA, selambat-lambatnya 10 hari sebelum laga dimulai.

Pertandingan kandang Timnas Indonesia selanjutnya dijadwalka berlangsung pada 5 Juni 2025. Dalam duel lanjutan putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 itu, skuad Garuda bakal berhadapan dengan China.

Editorial Team