PSSI Gak Tambah Naturalisasi di Timnas Indonesia, Kenapa?

- Erick Thohir menegaskan Timnas tak akan tambah pemain naturalisasi jelang laga lawan China dan Jepang.
- Keputusan ini diambil untuk fokus mematangkan skuad yang ada dan latihan lebih awal.
- PSSI menilai tidak ada urgensi menambah pemain naturalisasi karena performa tim sudah cukup meyakinkan.
Jakarta, IDN Times - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menegaskan Timnas Indonesia tak akan menambah pemain naturalisasi jelang laga melawan China dan Jepang pada Juni 2025. Kebijakan ini diambil karena Timnas ingin lebih fokus dan mematangkan skuad yang ada.
"Memang tidak ada. Kami akan jadi tim yang ada. Kami ingin Timnas berlatih lebih awal, supaya tetap fokus apalagi ada beberapa pemain yang cedera," kata Erick kepada para jurnalis.
1. Diamini oleh Exco PSSI

Keputusan tidak menambah pemain naturalisasi ini juga diamini Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga.
"Kami telah memutuskan untuk tidak menambah pemain naturalisasi," kata Arya di kanal YouTube pribadinya, Senin (5/5/2025).
2. PSSI percaya dengan skuad yang ada

Berkaca dari performa melawan Australia dan Bahrain pada laga sebelumnya, tim besutan Patrick Kluivert sudah cukup meyakinkan performanya. Maka dari itu, PSSI menilai tidak ada urgensi untuk menambah pemain naturalisasi.
"Kalau melihat kualitas pemain saat melawan Australia dan Bahrain, kayaknya sudah oke. Jadi, tidak akan ada pemain baru dalam proses menuju Juni. Kan sudah jago-jago dan hebat-hebat itu," ujar Arya.
3. Skenario Indonesia lolos Piala Dunia 2026

Timnas saat ini bertengger di peringkat empat klasemen Grup C Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Mereka mengantongi sembilan poin dan hanya selisih empat angka dari Australia yang bertengger di peringkat kedua.
Situasi tersebut membuat Jay Idzes dan kawan-kawan masih berpeluang lolos ke putaran final secara langsung dengan status runner-up.
Namun, skenarionya sulit karena Timnas harus membungkam China dan Jepang, sekaligus berharap Australia atau Arab Saudi terpeleset. Paling realistis, Timnas finis di peringkat tiga atau empat, untuk mengadu nasib di babak keempat.