Jakarta, IDN Times - Setelah sempat mereda, gaung European Super League (ESL) kembali meledak jelang 2023 berakhir. Penyebabnya adalah keputusan dari Pengadilan Uni Eropa (CJEU), yang akhirnya menampar telak FIFA dan UEFA.
CJEU memutuskan, pembentukan ESL tidak bertentangan dengan hukum Uni Eropa. Malah, mereka melihat pelarangan FIFA dan UEFA terhadap liga ini merupakan bukti penyalahgunaan kekuasaan.
"Mengingat sifatnya yang sewenang-wenang, peraturan mengenai persetujuan, pengendalian, dan sanksi, harus dianggap sebagai pembatasan tidak dapat dibenarkan terhadap kebebasan memberikan layanan," begitu pernyataan resmi CJEU.
Serasa mendapat angin, operator ESL, A22 Sports, langsung mempublikasikan format terbaru dari kompetisi ini. Uniknya, format kompetisi ini sangat beraroma Liga Champions.