Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-10-01 at 20.15.21.jpeg
Hydroplus Soccer League siap dihelat di empat kota. (Dok. Megapro)

Intinya sih...

  • Hydroplus Soccer League merupakan jawaban atas keinginan para pecinta sepak bola putri untuk adanya kompetisi berformat liga.

  • Suara-suara mengenai diadakannya Liga Putri sudah marak terdengar, terutama setelah Timnas Putri Indonesia tumbang di Kualifikasi Piala Asia 2026.

  • Hydroplus Soccer League langsung memberi bukti dan cara bagaimana menggelar liga putri, meski hanya menyasar U-15 dan U-18.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kehadiran Liga Putri di Indonesia, sepertinya masih bak kabut di dataran tinggi., sumir tak terlihat. Namun, Hydroplus Soccer League hadir, dan menjadi efek kejut tersendiri bagi PSSI.

Pada awal Oktober 2025, Bakti Olahraga Djarum Foundation berkolaborasi dengan Hydroplus meresmikan hadirnya Hydroplus Soccer League. Tidak tanggung-tanggung, sebanyak 90 tim siap mengikuti ajang ini.

Menyasar dua kategori usia yakni U-15 dan U-18, kompetisi ini akan dihelat secara bergelombang mulai awal Oktober 2025 di empat kota yakni Jakarta, Bandung, Surabaya dan Kudus. Para peserta ini berasal dari sekolah sepak bola, klub, hingga akademi.

1. Jawaban akan hadirnya liga sepak bola putri

Persib Bandung, Juara Liga 1 Putri 2019. (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Perwakilan Hydroplus, Yose Moriza, menuturkan Hydroplus Soccer League merupakan jawaban atas dahaga para pecinta sepak bola putri yang merindukan hadirnya kompetisi berformat liga. Sebab, kompetisi bola putri lazimnya berbentuk turnamen.

"Kami berharap Hydroplus Soccer League dapat menjadi lokomotif lahirnya para pesepak bola putri berbakat dan tangguh bagi Indonesia. Kami senang bisa jadi bagian dari pengembangan ekosistem bola putri Indonesia," tutur Yose.

2. Suara-suara soal Liga Putri sudah kencang digelorakan

Persib Bandung, Juara Liga 1 Putri 2019. (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Sebelumnya, suara-suara mengenai diadakannya Liga Putri sudah menyeruak ke permukaan. Terbaru, keinginan itu hadir selepas Timnas Putri Indonesia tumbang di tangan Taiwan dalam laga Kualifikasi Piala Asia 2026, Sabtu (5/7/2025).

Selepas laga, beberapa pemain Timnas Putri menarik spanduk panjang. Di tengah cuaca sejuk yang menghiasi Indomilk Arena, venue laga lawan Taiwan, mereka menyuarakan apa yang konsisten mereka inginkan.

Spanduk tersebut dengan jelas bertuliskan 'Pak Erick, kapan Liga 1 Putri digelar?'. Spanduk yang pekat dengan warna hitam ini seolah mencerminkan keprihatinan mereka, tentang Liga Putri yang masih sumir.

Spanduk pasca laga lawan Taiwan ini hanya satu dari sekian banyak suara soal Liga 1 Putri. Sebelumnya, pemain-pemain seperti Safira Ika, Zahra Muzdalifah, hingga Reva Octaviani sempat menyuarakan agar Liga 1 Putri digelar.

"Semoga tahun depan sudah ada. Kami, di Persis, sudah mau masuk dua tahun. Sebagai pemain, tentunya ada rasa bosan. Tapi, kami sering roadshow dan uji coba. Menu taktik, fisik, untuk bertanding juga jelas berbeda," ujar Ika.

3. Tentang PSSI yang selalu berkilah soal Liga Putri

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. (IDN Times/Tino).

Seiring maraknya suara ini, PSSI justru selalu berkilah. Bahkan, ketika ditemui pasca laga lawan Taiwan, Ketua Umum PSSI Erick Thohir juga malah menantang balik awak media, yang menanyakan kapan Liga Putri digelar.

"Timnya dibagi berapa? Siapa yang main? Timnya belum ada. Saya sudah jawab berkali-kali. Jadi, saya tidak mau mengulang, dan tidak takut tekanan, realitanya belum (Liga 1 Putri)," kata Erick kepada para jurnalis.

4. Hydroplus Soccer League langsung memberi bukti

President Director Djarum Foundation Victor R. Hartono bersama Ketua Umum PSSI Erick Thohir usai menyaksikan laga semifinal Hydroplus Piala Pertiwi U-14 & U-15 2025 All Stars di Supersoccer Arena, Sabtu (12/7). (Dok. Piala Pertiwi).

Ketika PSSI masih berkilah, Hydroplus Soccer League langsung memberi bukti dan cara bagaimana menggelar liga putri. Meski hanya menyasar U-15 dan U-18, mereka menyusun liga yang rapi.

Hydroplus Soccer League akan bergulir di Jakarta mulai 4 Oktober 2025 hingga 31 Mei 2026 dengan melibatkan 16 tim di U-15 dan 10 tim pada U-18. Disusul Bandung pada 11 Oktober 2025 hingga 7 Juni 2026 (16 tim U-15 dan 8 tim U-18).

Pada saat yang bersamaan, kompetisi juga digelar di Surabaya (8 tim U-15 dan 8 Tim U-18). Selanjutnya, Kudus akan memulai kompetisi pada 3 Januari 2026 hingga 23 Mei 2026 (16 tim U-15 dan 8 tim U-18).

Adapun, pada U-15, jumlah pemain dalam satu tim sebanyak 9 orang dengan durasi pertandingan 2x25 menit dengan ukuran setengah lapangan sepak bola dewasa. Sementara di U-18, pemain dalam satu tim berjumlah 11 orang yang akan bertanding selama 2x35 menit memakai luasan satu lapangan sepak bola dewasa.

Nantinya, para juara dan runner-up di setiap kota akan mendapat tiket untuk berlaga di Hydroplus Soccer League All-Stars di Kudus pada Juli 2026. Ternyata, masalah talent pool yang ditakutkan PSSI tidak ada sama sekali.

"Kami berharap, Hydroplus Soccer League sebagai liga untuk U-15 dan U-18 menjadi wadah bagi para pesepakbola putri dalam menapaki jenjang karier mereka menuju level profesional," ujar Program Director Hydroplus Soccer League, Teddy Tjahjono.

5. Merasakan yang belum pernah ada

Hydroplus Soccer League siap dihelat di empat kota. (Dok. Megapro)

Pelatih JP Jakarta, Intan Nuraini Ulfa, selaku salah satu peserta Hydroplus Soccer League 2025 meluapkan rasa syukur atas hadirnya ajang ini. Anak-anak asuhannya dapat berkompetisi pada kompetisi yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.

“Saya mau, apa yang tidak saya rasakan dulu bisa mereka (para pemainnya) rasakan dan manfaatkan sekarang. Adanya liga ini harus jadi ajang mereka keluarkan seluruh kemampuan,” ujar Intan, dilansir situs resmi Hydroplus Soccer League.

6. Satoru Mochizuki menyambut bahagia

Pelatih timnas putri Indonesia, Satoru Mochizuki (IDN Times/Margith Damanik)

Penasihat Teknis Timnas Putri Indonesia, Satoru Mochizuki, menyambut baik hadirnya Hydroplus Soccer League ini. Setelah sekian lama berada di Indonesia, akhirnya dia melihat ada liga sepak bola putri yang terlaksana.

"Akhirnya liga seperti ini diadakan semenjak (saya) datang ke Indonesia. Itu luar biasa. Jika kompetisi ini seperti ini terus dijalani ke depannya, pastinya akan memberikan dampak positif bagi sepak bola putri Indonesia,” ujar Mochizuki.

Ketika PSSI masih berdialektika soal Liga Putri, Hydroplus Soccer League kini sudah berjalan di Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Ajang ini tentu menampar federasi, tentang liga sepak bola putri yang ternyata bisa terlaksana di Indonesia.

Editorial Team