Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi sepak bola (IDN Times/Mardya Shakti)

Intinya sih...

  • Nuno Espirito Santo membawa Nottingham Forest duduk di posisi ketiga EPL 2024/2025, mengejutkan banyak pihak.
  • Karier Nuno dimulai sebagai pelatih kiper, lalu sukses membawa timnya ke final Piala Portugal dan Piala Liga Portugal.
  • Pelatih asal Portugal ini juga sukses membawa Wolves promosi ke EPL dan berakhir di posisi ketujuh pada musim perdananya.

Nuno Espirito Santo tengah bersinar bersama Nottingham Forest. Pelatih dari Portugal itu mampu membawa The Garibaldis duduk di posisi ketiga pada paruh pertama English Premier League (EPL) 2024/2025.

Musim memang baru setengah jalan. Namun, tidak dibisa dimungkiri, pria yang akrab dipanggil Nuno ini tengah merasakan salah satu periode terbaik dalam karier kepelatihannya. Pasalnya, Nuno yang kini berusia 50 tahun itu biasanya hanya bertarung di papan tengah, bahkan papan bawah.

Nottingham Forest sendiri merupakan tim ketujuh yang ia tangani sejak mulai melatih pada 2012. Termasuk Nottingham Forest, berikut tujuh tim yang pernah dilatih oleh Nuno Espirito Santo, lengkap dengan pencapaiannya.

1. Debut sebagai kepala pelatih bersama Rio Ave

Nuno Espirito Santo sebetulnya memulai karier kepelatihannya sebagai pelatih kiper. Saat masih aktif bermain, ia memang beroperasi di posisi tersebut. Setelah pensiun sebagai pemain, Nuno menjadi pelatih kiper di Malaga (2010) dan Panathinaikos (2010--2012).

Kesempatan pertamanya untuk menjajal diri sebagai pelatih kepala datang pada 2012 bersama Rio Ave. Di sini, Nuno bertahan selama 2 musim. Pada musim perdananya (2012/2013), ia membawa mereka berakhir di posisi ketujuh di Primeira Liga Portugal. Ini menjadi pencapaian yang positif, mengingat mereka yang dilatih oleh Carlos Brito pada musim sebelumnya (2011/2012) hanya berakhir di peringkat 14.

Pada 2013/2014, kinerja Nuno di Liga Portugal menurun. Rio Ave hanya bisa menempati posisi sebelas di klasemen akhir. Namun, kejutan justru ia buat di dua kompetisi domestik lain, Piala Portugal dan Piala Liga Portugal. Nuno membawa Rio Ave melaju ke final di kedua kompetisi tersebut. Sayangnya, mereka kalah dari Benfica.

2. Membawa Valencia kembali ke Liga Champions Eropa

Hasil kerja Nuno di Rio Ave memikat hati Valencia. Klub LaLiga Spanyol tersebut merekrutnya pada Juli 2014. Pada musim pertamanya (2014/2015), Nuno sukses membawa Los Ches kembali ke Liga Champions Eropa. Mereka berhasil menduduki peringkat keempat. Padahal, pada musim sebelumnya (2013/2014), Valencia yang dilatih oleh Juan Antonio Pizzi hanya berada di posisi kedelapan. Nuno membuat mereka naik empat tempat.

Sayangnya, performa Valencia menurun pada musim berikutnya (2015/2016). Pada 29 November 2015, mereka kalah dengan skor 0-1 dari Sevilla. Nuno pun mengundurkan diri sehari kemudian.

3. Kembali ke FC Porto sebagai pelatih

Setelah mengundurkan diri dari Valencia, Nuno Espirito Santo menganggur selama 1 tahun. Ia kembali melatih pada awal musim 2016/2017. Nuno pulang ke klub yang pernah ia bela saat masih bermain, FC Porto.

Namun, bersama raksasa Portugal ini, Nuno hanya bertahan semusim. Di Liga Portugal, ia hanya bisa membawa mereka menjadi runner-up. Nuno memimpin Porto dalam 49 pertandingan dengan hasil 27 kemenangan, 15 keimbangan, dan 7 kekalahan.

4. Membawa Wolverhampton Wanderers bermain di EPL dan Liga Europa

Nuno Espirito Santo memulai kariernya sebagai pelatih di Inggris pada 2017. Saat itu, ia ditunjuk untuk menukangi Wolverhampton Wanderers yang bermain di Championship. Nuno berhasil membawa mereka promosi ke EPL pada musim pertamanya (2017/2018) dengan menjadi juara Championship.

Magis Nuno tidak berhenti di situ. Pada musim perdananya di EPL (2018/2019), ia membawa Wolves berakhir di posisi ketujuh. Pencapaian tersebut membuat mereka mendapat tiket untuk bermain di Liga Europa 2019/2020.

Hebatnya, di Liga Europa 2019/2020, Nuno dan Wolves juga tidak hanya menjadi pelengkap kuota. Mereka bisa bersaing hingga menembus perempat final. Mereka tersingkir usai kalah dari Sevilla dengan skor 0-1.

Di EPL pada musim yang sama, Wolves mampu mempertahankan posisi mereka seperti musim sebelumnya. Namun, di EPL 2020/2021, peringkat Wolves turun ke posisi 13. Nuno pun memilih untuk pergi setelah musim selesai.

5. Gagal total di Tottenham Hotspur

Keputusan Nuno Espirito Santo untuk meninggalkan Wolverhampton Wanderers disebabkan adanya tawaran dari klub besar. Jelang musim 2021/2022, Nuno dipercaya untuk menukangi Tottenham Hotspur. Sayangnya, ia gagal total di klub London Utara ini.

Nuno hanya bertahan selama 4 bulan. Ia dipecat setelah 17 pertandingan. Nuno hanya mampu meraih 9 kemenangan, 1 keimbangan, dan 7 kekalahan. Di EPL, Spurs tercecer di posisi sembilan ketika Nuno hengkang.

6. Meraih dua trofi bersama Al-Ittihad

Nuno Espirito Santo kembali melatih pada Juli 2022. Ia terbang ke Arab Saudi untuk menjadi pelatih Al-Ittihad. Di sini, Nuno berhasil meraih trofi.

Pada 2022/2023, ia membawa Al-Ittihad menjadi juara Liga Arab Saudi dan Piala Super Arab Saudi. Namun, pada musim berikutnya (2023/2024), Nuno gagal membuat Al-Ittihad tetap kompetitif. Ia dipecat pada November 2023. 

7. Membuat kejutan bersama Nottingham Forest

Sebulan setelah dipecat Al-Ittihad, Nuno Espirito Santo kembali ke Inggris untuk melatih Nottingham Forest. Pada saat itu, ia mendapat tugas yang berat untuk menyelamatkan Nottingham dari ancaman degradasi. Ketika ia mengambil alih, mereka ada di posisi 19.

Perjuangan Nuno makin sulit ketika EPL mendakwa Nottingham Forest melanggar profit and sustainability rules (PSR) pada Maret 2024. Mereka pun mendapat pengurangan poin sebanyak empat angka. Meski begitu, Nuno berhasil memenuhi target. Nottingham Forest selamat dari turun kasta setelah berakhir di posisi 17.

Jika melihat perjalanan kariernya sebagai pelatih, Nuno Espirito Santo selalu berhasil menghadirkan kejutan bersama tim-tim yang tidak diunggulkan. Itu pula yang sedang dilakukannya bersama Nottingham Forest di EPL 2024/2025. Prestasi apa yang bakal dipersembahkan oleh Nuno untuk Forest pada akhir musim nanti?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team