Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi Old Trafford (pexels.com/Mylo Kaye)
ilustrasi Old Trafford (pexels.com/Mylo Kaye)

Jakarta, IDN Times - Manchester United tampak mulai melakukan pembenahan dalam strategi transfernya. Mereka tak lagi gegabah, dengan hanya melihat seorang pemain dari kualitas semata.

Hal tersebut terlihat dari cara MU memilih antara Senne Lammens dan Emiliano Martinez. Ternyata, tak cuma soal harga yang menentukan MU memilih Lammens, tapi juga faktor lain.

1. Rekrut Martinez rawan langgar PSR

Secara pengalaman dan kualitas, MU memang bisa saja memilih Martinez. Namun, harga Martinez leih mahal ketimbang Lammens. Terlebih, dia minta gaji besar, sekitar 200 ribu poundsterling per pekan atau setara Rp4,4 miliar.

Dengan permintaan itu, MU tak bisa mengakomodirnya. Mereka harus melakukan efisiensi karena sudah mengeluarkan 200 juta poundsterling (Rp4,4 triliun) di musim panas 2025. Dengan pengeluaran tersebut, MU sudah berisiko melanggar aturan Profit and Sustainability Rules (PSR).

2. Usia juga jadi penentu

Selain masalah finansial, usia juga jadi alasan mengapa Lammens dipilih. Martinez sudah 32 tahun, dan masa keemasannya bisa saja telah lewat.

Sementara, Lammens masih 23 tahun, berpotensi untuk digunakan lebih lama. Dia juga masih punya ruang untuk berkembang.

Makanya, dilansir Daily Mirror, ada kemungkinan pelatih Ruben Amorim akan langsung memberikan kepercayaan kepada Lammens untuk debut di laga kontra Manchester City, usai jeda internasional nanti.

3. MU memang butuh kiper baru

MU memang butuh kiper baru. Performa Andre Onana dan Altay Bayindir masih jauh dari harapan. Keduanya kerap melakukan blunder di momen-momen krusial.

Onana baru saja jadi sasaran amuk fans, ketika MU kalah secara memalukan dari Grimsby Town di babak kedua Piala Liga. Dalam duel itu, Onana melakukan dua blunder fatal berujung gol Grimsby, hingga akhirnya kalah adu penalti.

Sementara, Bayindir masih sering gagap ketika mengawal gawang MU. Dia kerap melakukan kesalahan fundamental, kalah duel satu lawan satu hingga udara.

Editorial Team