Final Liga Champions 2024/2025 menjadi panggung utama pembuktian kehebatan lini tengah PSG. Kemenangan 5-0 atas Inter Milan menunjukkan representasi sempurna dari dominasi struktural yang dimotori Vitinha, Joao Neves, dan Fabian Ruiz. Dalam laga itu, Les Parisiens mengendalikan permainan sejak menit pertama hingga akhir dengan penguasaan bola tajam dan intensitas tinggi dalam pressing.
Vitinha memecah blok Inter Milan dengan daya jelajahnya yang menciptakan assist untuk gol ketiga PSG yang mengubah jalannya pertandingan. Neves, dengan determinasi luar biasa, terus menempel playmaker lawan dan menghentikan transisi cepat yang menjadi senjata utama Inter Milan sepanjang musim. Ia melakukan tekel penting dan merebut bola yang kemudian diubah menjadi serangan balik efektif tim.
Sementara itu, Fabian Ruiz tetap berperan sebagai penghubung antarlini yang efisien. Ia mampu membawa bola keluar dari tekanan dan mendistribusikannya ke sisi sayap atau lini depan. Dalam laga tersebut, ia mencatat kontribusi penting bagi proses gol pertama dan terus menjadi elemen krusial dalam build-up PSG. Ruang geraknya yang fleksibel membuat Inter Milan sulit membaca pola permainan PSG yang terus berubah-ubah.
Selain teknik individu yang mumpuni, trio ini juga istimewa karena pemahaman taktis yang hebat serta kemampuan mereka untuk bermain efektif di bawah tekanan. Mereka tidak hanya menjaga ritme, tetapi juga mampu mengubah kecepatan permainan sesuai kebutuhan situasi. Luis Enrique bahkan secara terbuka menyebut Vitinha sebagai pemain terbaik PSG musim ini, sebuah pernyataan yang menunjukkan betapa pentingnya lini tengah ini dalam membentuk identitas baru klub.
PSG kini bukan lagi tim yang menunggu keajaiban dari pemain bintang. Mereka adalah tim yang menciptakan keajaiban melalui sistem dan struktur yang dibangun dari tengah. Dalam laga melawan Inter Milan, mereka menunjukkan dominasi taktik dan koordinasi tim bisa menghasilkan kemenangan historis bukan hanya bagi PSG, tetapi untuk sepak bola Prancis.