Mengapa Antonio Conte tidak kunjung menduetkan David Neres dengan Khvicha Kvaratskhelia? Pelatih dengan koleksi empat scudetto itu rupanya menginginkan fleksibilitas dalam bermain. Untuk mendukung gaya bermainnya itu, Conte membutuhkan para pemain yang versatile.
Ia menggambarkan bahwa ketika tim kesulitan menembus pertahanan lawan, maka pemain sayap harus aktif bergerak ke lini tengah demi menciptakan keunggulan numerik. Begitu pun dengan para gelandang yang harus lebih turun dalam untuk menjemput bola. Dengan demikian, tim tidak monoton dan stagnan dalam menciptakan peluang.
Bagi Conte, Matteo Politano dianggap lebih lihai dalam memainkan peran tersebut dibanding Neres. Itu mengapa pemain asli Italia berusia 31 tahun tersebut lebih sering mendampingi Kvaratskhelia. Meski baru mencetak 1 gol dan 1 assist, pemain yang juga berkaki kidal ini memang salah satu penggawa terpenting untuk Conte.
Statistik menunjukkan, ia sudah bermain sebanyak 20 kali. Hanya Giovanni Di Lorenzo dan Andre-Frank Zambo Anguissa yang mencatatkan jumlah yang sama sejauh ini. Politano sudah tampil sejak awal sebanyak 17 kali. Di Lorenzo, Anguissa, dan Amir Rrhamani menjadi tiga pemain yang punya catatan lebih baik dibanding Politano (19 kali).
Secara rekam jejak, Politano juga memang lebih familier dengan lini tengah. Sebelum bergabung dengan Napoli pada 2021, ia sudah sering bermain sebagai gelandang maupun second striker. Sementara, Neres lebih bertipe seorang pemain sayap murni.
Meski begitu, Conte menegaskan bahwa Neres bukan tidak mampu atau tidak cukup memuaskan. Ia sudah menyatakan secara terbuka bahwa cepat atau lambat publik bakal melihat Neres dan Kvaratskhelia bermain bersama. Pertandingan melawan Venezia menjadi sinyal kencang akan realisasi dari rencana tersebut.