Set-piece menjadi senjata terselubung yang memperkuat produktivitas lini serang Arsenal. Bukayo Saka, Declan Rice, dan Martin Odegaard menjadi trio dengan tingkat akurasi tertinggi di Premier League 2025/2026 untuk umpan ke area 6 yard. Keunggulan ini memungkinkan Arsenal menciptakan ancaman berulang dari bola mati, baik dari skema rutin maupun situasi spontan.
Arsenal menggunakan beberapa pola khas dalam situasi bola mati, antara lain gerakan berkelompok menuju tiang jauh serta tusukan tengah oleh Gabriel Magalhaes. Pola tersebut memungkinkan Gabriel atau pemain lain mendapatkan ruang serang karena lawan kesulitan memantau banyak pergerakan sekaligus. Rutinitas ini juga terbukti efektif saat menghadapi Bayern Munich, ketika Jurrien Timber mencetak gol dari umpan Bukayo Saka setelah Arsenal memenangkan serangkaian peluang dari sepak pojok.
Keseimbangan bertahan juga memperkuat kualitas serangan Arsenal. Struktur 4-4-2 yang digunakan saat kehilangan bola memungkinkan The Gunners menjaga tekanan di sepertiga akhir karena para gelandang dan winger cepat menutup dan merebut ruang kembali. Stabilitas ini membuat Arsenal sering memenangkan second-ball dan menciptakan peluang dari fase ketiga serangan.
Soliditas pressing membantu Arsenal terus berada di area lawan untuk jangka waktu panjang. Dengan mengurung lawan di kotak penalti, peluang untuk mendapatkan tendangan sudut, rebound, dan bola liar bertambah besar. Dari kondisi inilah serangan Arsenal menjadi lebih komplet dengan menggabungkan permainan terbuka, transisi cepat, dan efektivitas bola mati.
Arsenal kini memiliki lini serang yang lebih variatif, fleksibel, dan sulit ditebak, ditopang oleh kreativitas berlapis serta mekanisme pendukung yang kuat. Jika konsistensi ini terjaga, The Gunners memiliki fondasi ofensif yang cukup solid untuk bersaing di kompetisi domestik maupun Eropa.