Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi logo Paris Saint-Germain (unsplash.com/Moahad Saqib)

Khvicha Kvaratskhelia menjadi incaran banyak klub besar Eropa. Dilansir Eurosport, setidaknya ada tiga pihak yang bersaing untuk mendapatkan tanda tangannya. Mereka terdiri dari Paris Saint-Germain (PSG), Liverpool, dan Chelsea. Namun, dari ketiganya, PSG tampaknya menjadi yang paling serius. Les Parisiennes bahkan langsung bergerak cepat setelah sang pemain menunjukkan keinginan untuk meninggalkan Napoli.

Il Corriere dello Sport turut mengonfirmasi kabar tersebut. Media asal Italia itu mengabarkan, PSG sudah mengincar sang pemain sejak musim panas 2024. Namun, transfer ini baru terealisasi pada 17 Januari 2025.

Lantas, apa yang membuat Kvaratskhelia memilih PSG sebagai tujuan berikutnya? Apakah keputusan ini karena ambisi untuk meraih lebih banyak gelar atau ada faktor lain di baliknya? Mari kupas alasan di balik kepindahan Khvicha Kvaratskhelia!

1. Napoli gagal mempertahankan Kvaratskhelia meski sudah menawarkan kontrak menggiurkan

Upaya Napoli untuk mengamankan Khvicha Kvaratskhelia sudah dimulai sejak musim panas 2024. Saat itu, Il Partenopei berencana memperpanjang kontraknya sampai 2029 atau 2030. Padahal, kontraknya masih berlaku sampai 2027. Namun, pemain asal Georgia itu tampaknya terus menolak. 

Partenopei malahan mencoba membujuknya dengan kenaikan gaji. Mereka bersedia menaikkan gaji yang awalnya 1,5 juta euro per musim menjadi 4--6 juta euro per musim. Itu hampir naik empat kali lipat. Nilainya dalam rupiah maksimum mencapai 100 miliar. Sayangnya, tawaran tersebut tidak cukup untuk mengubah keputusan Kvaratskhelia.

Kehadiran Antonio Conte sebagai pelatih baru Napoli juga tidak mampu mengubah situasi. Selama 6 bulan, pelatih asal Italia tersebut berusaha meyakinkan sang pemain untuk melanjutkan kariernya bersama Il Partenopei. Namun, Conte tidak bisa memaksa, dan keputusan Kvaratskhelia untuk pindah sudah bulat.

2. Luis Enrique sangat menginginkan Khvicha Kvaratskhelia

Napoli akhirnya merelakan Khvicha Kvaratskhelia kepada Paris Saint-Germain dengan harga 70 juta euro (sekitar Rp1,1 triliun). Transfer ini menjadi yang terbesar kedua untuk saat ini pada bursa transfer musim dingin 2025. Itu hanya kalah dari pembelian Omar Marmoush oleh Manchester City dari Eintracht Frankfurt dengan harga 75 juta euro (sekitar Rp1,2 triliun).

Kvaratskhelia mendapatkan kontrak yang sangat menarik dari PSG. Dia diikat dengan durasi 4,5 tahun atau sampai pertengahan 2029. Selain itu, dia akan menerima gaji sekitar 10 juta euro per musim, nilai yang jauh lebih tinggi dibandingkan yang ditawarkan Napoli sebelumnya.

Kedatangannya dengan nilai transfer yang tidak kecil ini tak lepas dari keinginan Luis Enrique. Pelatih asal Spanyol itu dikabarkan sangat menginginkan kehadiran Khvicha Kvaratskhelia di skuadnya. Menurut Enrique, Kvaratskhelia adalah pemain serbabisa yang bisa bermain di berbagai posisi penyerangan. Bahkan, ada kemungkinan pemain Georgia ini akan ditempatkan sebagai false nine.

3. Khvicha Kvaratskhelia tertarik dengan proyek PSG

Tentu saja, kepercayaan penuh dari seorang pelatih sekelas Luis Enrique menjadi salah satu daya tarik bagi Khvicha Kvaratskhelia. Namun, bukan hanya itu yang membuat pemain Georgia ini memilih PSG. Proyek klub asal Paris itu yang berfokus kepada regenerasi skuad dengan pemain-pemain mudanya menjadi salah satu alasan di balik kepindahannya dari Napoli.

"Proyek itulah yang meyakinkan aku untuk datang ke sini. Aku tahu apa yang ingin dicapai klub dan bagaimana cara kerjanya dengan para pemain. Itu sesuai dengan jati diriku, banyak pemain hebat pernah bermain di sini, jadi aku tidak terlalu memikirkannya saat berkesempatan datang ke Paris," ujar Kvaratskhelia seperti dikutip dari laman resmi PSG.

Kepindahan Khvicha Kvaratskhelia ke Paris Saint-Germain menuai cukup banyak pertanyaan. Salah satu yang sering muncul adalah apakah dengan kepindahan ini bisa mengembalikan performanya seperti pada musim pertama di Napoli? Mungkinkah performanya justru akan biasa-biasa saja?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team