Istilah efisiensi anggaran tampaknya makin akrab bagi masyarakat Indonesia, apalagi buat mereka yang juga penggemar Manchester United. Klub yang pernah berjaya di Eropa ini kini tengah berjuang bukan hanya di atas lapangan, tetapi juga dalam laporan keuangan. Ironisnya, kebijakan efisiensi anggaran yang mereka tempuh kini malah memunculkan berbagai kontroversi di kalangan suporter.
Sejak diambil alih oleh Sir Jim Ratcliffe, Manchester United makin gencar melakukan pemangkasan biaya. Mulai dari pemutusan hubungan kerja ratusan staf hingga kenaikan harga tiket pertandingan. Semua langkah ini dilakukan demi menghindari pelanggaran aturan Financial Fair Play (FFP). Namun, apakah efisiensi ini benar-benar akan menyelamatkan klub atau justru memperburuk keadaan?