Kepergian Depay menyisakan lubang yang menganga di lini serang Lyon. Lubang inilah yang, nantinya bisa diisi oleh Shaqiri. Dia bisa menunjukkan kemampuannya bersama Lyon, sekaligus memperbaiki karier yang bisa dibilang naik turun sejauh ini.
Sempat digadang-gadang jadi talenta terbaik Swiss, Shaqiri tenggelam ketika dia membela Bayern Munich. Hanya 81 kali saja dia mentas bersama Bayern, sebelum akhirnya pindah ke Inter Milan. Di Inter, dia tak kunjung membaik, sampai akhirnya pindah ke Stoke City.
Bersama Stoke, Shaqiri sempat menggila.Dia mencatatkan 92 penampilan, tetapi pada akhirnya dia kesulitan mengangkat Stoke. Shaqiri pun pindah ke Liverpool. Meski membawa Liverpool juara di Premier League dan Liga Champions, peran Shaqiri tidak terlalu vital.
Padahal, Shaqiri memiliki atribut yang apik sebagai gelandang serang. Dia punya dua kaki yang sama baiknya, plus kemampuan umpan dan dribel mumpuni. Dia juga kerap melakukan beberapa aksi mengejutkan, dan itu jadi senjatanya dalam membongkar pertahanan lawan.
Kemampuan apik dari Shaqiri ini, sayangnya, kerap tidak termanfaatkan. Selain karena inkonsistensi yang acap menghampiri dirinya, Shaqiri juga tidak mendapatkan menit bermain yang cukup.
Maklum saja, karena memang saingan Shaqiri di Liverpool terbilang berat. Kalau jadi sayap, dia harus bersaing dengan Mohamed Salah atau Sadio Mane. Hadirnya Diogo Jota bikin peluang Shaqiri makin berat main di sana.
Kalau dijadikan gelandang, Shaqiri kerap kalah saing dengan Georginio Wijnaldum, Jordan Henderson, atau bahkan Curtis Jones. Nah, seharusnya Shaqiri tidak akan mengalami hal yang sama di Lyon nanti.