Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi stadion
ilustrasi stadion (unsplash.com/anders_kj1)

Intinya sih...

  • Oliver Glasner membawa Crystal Palace berakhir di posisi sepuluh di Premier League 2023/2024

  • Crystal Palace juga duduk di peringkat sepuluh di Premier League 2014/2015

  • Crystal Palace berakhir di posisi ketiga di Divisi Utama Inggris 1990/1991

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Crystal Palace tengah berada dalam tren yang positif usai menjuarai Piala FA 2024/2025. The Eagles hanya baru menelan 1 kekalahan dari 7 pertandingan pertama di English Premier League (EPL) 2025/2026. Hasilnya, skuad asuhan Oliver Glasner itu pun bertengger di peringkat keenam.

Jika mampu mempertahankannya sampai akhir musim, maka Crystal Palace bakal menambah daftar pencapaian terbaik selama berkiprah di kompetisi teratas Liga Inggris. Sejak terbentuk pada 1861, mereka cuma pernah tiga kali menembus sepuluh besar. Itu termasuk pada era Divisi Utama (1886--1992), pendahulu Premier League.

1. Oliver Glasner membawa Crystal Palace berakhir di posisi sepuluh di Premier League 2023/2024

Musim teranyar ketika Crystal Palace berhasil menembus sepuluh besar kompetisi teratas di Inggris terjadi di Premier League 2023/2024. Mereka berakhir di peringkat 10 dengan 49 poin dari hasil 13 kemenangan, 10 keimbangan, dan 15 kekalahan. Ini merupakan musim perdana pelatih mereka saat ini, Oliver Glasner. Namun, sosok asal Austria itu baru datang pada pertengahan kompetisi untuk menggantikan Roy Hodgson yang mengundurkan diri karena alasan kesehatan.

Hodgson meninggalkan Palace di peringkat 15. Sosok senior asli Inggris ini hanya mampu mempersembahkan 6 kemenangan dari 24 pertandingan. Sisanya, Crystal Palace meraih 6 keimbangan dan menelan 6 kekalahan. Glasner lantas melanjutkan pekerjaan Hodgson tersebut. Ia melewati debut dengan kemenangan 3-0 atas Burnley. Namun, setelah itu, Crystal Palace sempat mengalami kesulitan karena cuma seri 2 kali dan kalah 3 kali dalam 6 pertandingan beruntun.

Situasi akhirnya membaik. Glasner mempersembahkan tiga kemenangan beruntun kala berhadapan dengan Liverpool (1-0), West Ham United (5-2), dan Newcastle United (2-2). Tren positif sempat terhenti usai imbang 1-1 kontra Fulham. Namun, Crystal Palace kembali menorehkan tiga kemenangan beruntun sekaligus mengakhiri musim dengan begitu mengesankan. Mereka mampu membantai Manchester United (4-0), Wolverhampton Wanderers (3-1), dan Aston Villa (5-0).

2. Crystal Palace juga duduk di peringkat sepuluh di Premier League 2014/2015

Sebelum 2023/2024, Crystal Palace juga pernah mencapai posisi sepuluh di Premier League pada 2014/2015. Mereka mengawali musim dengan tidak ideal. Beberapa hari sebelum kompetisi dimulai, Tony Pulis memilih untuk mengundurkan diri. Keith Millen dipercaya untuk bertugas sebagai pelatih interim dalam dua pertandingan pertama. Sayangnya, semuanya berujung dengan kekalahan kontra sesama tim London, Arsenal (1-2) dan West Ham United (1-3).

Manajemen lantas memilih Neil Warnock sebagai pelatih permanen yang baru. Sebelumnya, Warnock pernah menukangi mereka pada 2007—2010. Namun, periode keduanya melatih Crystal Palace hanya berlangsung selama 4 bulan. Para petinggi klub memutuskan untuk memecatnya pada 27 Desember 2014. Sebabnya, Warnock cuma mampu mempersembahkan 3 kemenangan dari 16 pertandingan. Sisanya, Crystal Palace mengalami 7 kekalahan dan 6 keimbangan.

Alan Pardew menjadi pelatih permanen ketiga Crystal Palace pada 2014/2015 dan mampu menghadirkan perbaikan. Crystal Palace melewati 18 pertandingan terakhir dengan 10 kemenangan, 1 keimbangan, dan 7 kekalahan. Tiga kemenangan terasa lebih istimewa karena didapat dari tim-tim rakasasa. Mereka mampu membungkam Tottenham Hotspur (2-1) pada debut Pardew, menang atas Manchester City (2-1) pada pekan ke-31, dan mengalahkan Liverpool (3-1) pada pekan ke-37.

3. Crystal Palace berakhir di posisi ketiga di Divisi Utama Inggris 1990/1991

Crystal Palace meraih posisi tertinggi dalam sejarahnya pada 1990/1991 ketika kompetisi sepak bola teratas di Inggris masih berada pada era Divisi Utama. Ketika itu, skuad yang dilatih Steve Coppell tersebut mampu bertengger di posisi ketiga. Mereka hanya berada di bawah Arsenal dan Liverpool.

Ian Wright dan kolega meraih 20 kemenangan, 9 keimbangan, dan 9 kekalahan. Mereka menutup musim dengan kemenangan telak 3-0 atas Manchester United. Sebelumnya, Crystal Palace juga mampu mengalahkan tim-tim kuat seperti Leeds United, Manchester City, dan Liverpool.

Hebatnya, ini merupakan musim kedua Crystal Palace kembali bermain di level tertinggi. Mereka terdegradasi pada 1987/1988 dan berhasil promosi lagi semusim kemudian. Di Divisi Utama 1989/1990, performa Crystal tidak mengesankan karena hanya berakhir di posisi 15. Oleh karenanya, prestasi pada 1990/1991 pun menjadi hasil yang mengejutkan.

Oliver Glasner berhasil membawa Crystal Palace berakhir di posisi sepuluh di English Premier League 2023/2024. Namun, mereka turun dua peringkat pada 2024/2025. Lantas, mampukah Glasner membawa Crystal Palace kembali menembus sepuluh besar pada 2025/2026 ini?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team