Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi trofi The Best FIFA. (fifa.com).
Ilustrasi trofi The Best FIFA. (fifa.com).

Jakarta, IDN Times - Vinicius Junior dinobatkan menjadi pemain terbaik FIFA 2024. Bintang Real Madrid itu begitu emosional setelah menyabet trofi individu tersebut.

Emosi itu muncul karena Vinicius teringat perjuangannya semasa kecil. Demi menggapai mimpi menjadi pemain bintang, Vincius harus melewati jalan penuh kerikil, yang hampir membuatnya menyerah.

1. Vinicius besar di kota miskin

Vinicius lahir dan besar di salah satu kota miskin Brasil, Sao Goncalo. Dia tumbuh beriringan dengan masifnya kejahatan di wilayah tersebut.

Kemampuan Vinicius mengolah si kulit bundar ditempa di jalanan. Bahkan, Vinicius masih tak menyangka bisa melangkah sejauh ini.

"Mustahil untuk berpikir bisa sampai di sini. Saya tumbuh di dunia yang penuh kemiskinan dan organisasi kejahatan. Trofi ini untuk semua anak yang tumbuh di dunia itu," kata Vinicius yang begitu emosional dilansir Marca.

2. Keluarga Vinicius gak mampu bayar SSB

Masa lalu Vinicius sempat diceritakan pelatih pertamanya, Cacau. Orang tua Vinicius bahkan tak sanggup membantunya mengikuti sekolah sepak bola (SSB).

Ayah Vinicius berinisiatif menemui Cacau, selaku pelatih di Escolinha de Flamengo. Cacau pun beruntung bisa melihat aksi Vinicius dan membantunya berlatih di akademi secara gratis.

"Ayahnya mengatakan kepada saya untuk menemuinya. Untungnya, saya menemui dia. Meski memiliki nama yang sama dengan Flamengo (tim besar Brasil), sekolah tersebut bukan milik klub. Di sini, Anda harus bayar untuk berlatih sepak bola," kata Cacau dilansir Diario AS.

"Tetapi, Vini sangat berbeda. Dia tidak punya uang. Dengan kualitasnya, dia meminta saya untuk membuat pengecualian. Keluarganya sangat baik, saya mengerti ini adalah sebuah pertanda," ujar Cacau.

3. Tempuh ratusan kilometer demi raih cita-cita

Dengan bakatnya yang mencolok, Flamengo mendaratkan Vinicius yang kala itu masih berusia 10 tahun ke tim muda. Namun, Vinicius mendapat masalah baru.

Vinicius harus menempuh ratusan kilomoter untuk berlatih di Flamengo. Vinicius harus menumpangi banyak bus, karena transportasi di sana belum baik.

"Dia berusia 10 tahun dan ditakdirkan menjadi pemain profesional. Flamengo selalu menginginkannya dan itu sulit sejak awal karena rumahnya berjarak 145 kilometer. Dia naik banyak bus untuk sampai ke sana. Tetapi, dia tidak keberatan karena memiliki hasrat besar terhadap sepak bola," ucap Cacau.

Editorial Team