Ngerinya Trio Lionel Messi-Kylian Mbappe-Neymar di PSG

Sebagai seorang penyerang tengah, Mbappe tetap membutuhkan kreator yang memberinya ruang untuk bergerak di pertahanan lawan. Selama ini, hanya Neymar saja yang jadi kreator untuk Mbappe di skuad PSG.

Alhasil, ketika Neymar dimatikan, Mbappe kerap kesulitan. Itulah yang terjadi di laga semifinal Liga Champions musim lalu. Mbappe dibuat tak berkutik karena Manchester City memotong aliran bola kepadanya, yang kebanyakan berasal dari Neymar.

Dengan hadirnya sosok Messi, PSG akan memiliki kreator serangan yang baru. Dengan begitu, beban Neymar sebagai kreator juga akan terbagi, dan asupan bola ke Mbappe akan semakin lancar. Belum lagi, Messi juga andal dalam membangun serangan.

Sekadar catatan, Messi jadi penoreh rataan umpan kunci terbanyak di LaLiga musim lalu, yakni 6,51 per laga. Dia juga jadi penoreh rataan assist terbanyak ketiga di LaLiga musim lalu, dengan catatan 0,4 kali per laga. Catatan ini mencerminkan kapabilitas Messi sebagai motor serangan.

Sebagai penyerang, Mbappe tidak hanya semata jadi sosok yang berdiam diri di kotak penalti. Dia adalah pemain yang kerap melebar ke sayap, dan dengan permainannya ini, dia menjadi penyedia ruang bagi pemain-pemain lain, tak terkecuali Neymar dan Messi.

Dengan kebiasaan Messi dan Neymar yang kerap melakukan cut inside, apa yang dilakukan Mbappe ini membuat keduanya bisa menjadi opsi dari lini kedua. Messi, dengan dribelnya, bisa menerobos masuk ke kotak penalti dan memanfaatkan ruang yang disajikan Mbappe.

Pun dengan Neymar. Namun, khusus dengan sosok asal Brasil ini, Mbappe sudah rutin melaksanakannya sejak beberapa musim lalu, terutama ketika Edinson Cavani hengkang ke Manchester United. Dengan hadirnya Messi, opsi dari lini kedua bertambah.

Dahulu, trio Messi-Suarez-Neymar (MSN) di Barcelona begitu menakutkan karena mereka bertiga cair. Mereka tahu caranya untuk saling mengisi. Lini pertahanan lawan pun jadi kebingungan ketika dihadapkan pada pergerakan mereka bertiga.

Hal serupa juga bisa terjadi di PSG. Meski usia Neymar dan Messi yang sudah tidak semuda 2015 lalu, peluang PSG untuk menghadirkan lini serang yang cair terbuka. Di bawah asuhan Mauricio Pochettino, Messi-Mbappe-Neymar akan menjelma jadi trio yang menakutkan.

Ketiganya adalah pemain yang sama-sama punya kemampuan dribel apik. Tidak hanya itu, ketiganya juga punya kemampuan eksploitasi ruang yang bagus. Kendati karakternya berbeda-beda, jika disatukan, mereka bisa jadi menyamai MSN pada 2015 lalu.

Namun tetap layaknya yang dilakukan Luis Enrique, Pochettino harus menemukan formula yang pas untuk menyatukan mereka, plus kemampuan meredam ego, terutama untuk Mbappe. Di masa Enrique, ada sosok Xavi dan Andreas Iniesta yang jadi konduktor trio MSN.

Di PSG, ada nama Marco Verratti, Leandro Paredes, Pablo Sarabia, atau Wijnaldum yang dapat menjadi konduktor. Sekarang, semua bergantung pada kecerdikan Pochettino dalam menentukan skema. Jika berhasil, trio Lionel Messi-Neymar-Kylian Mbappe akan jadi salah satu trio ngeri di Eropa.