Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pendukung Napoli (unpslash.com/Carmen Laezza)

Intinya sih...

  • Antonio Conte membawa Napoli menjadi juara Serie A Italia 2024/2025, meraih gelar ke-5 sebagai manajer.
  • Conte memulai karier kepelatihannya di AC Siena, kemudian melatih Juventus, Chelsea, Inter Milan, Tottenham Hotspur, dan Napoli.
  • Giovanni Trapattoni sukses sebagai pelatih di klub-klub besar Italia hingga meraih 7 scudetto selama karier kepelatihannya.

Antonio Conte berhasil membawa Napoli menjadi juara Serie A Italia 2024/2025. Pada pertandingan terakhir, Sabtu (24/5/2025) dini hari WIB, mereka sukses mengalahkan Cagliari dengan skor 2-0. Hasil tersebut membuat I Partenopei mengakhiri klasemen dengan 82 poin, unggul 1 angka dari Inter Milan.

Bagi Conte, gelar juara Serie A 2024/2025 sekaligus membuatnya mengukir sebuah pencapaian individu baru. Ia meraih scudetto kelimanya selama berkarier sebagai manajer. Pria yang lahir pada 31 Juli 1969 itu menjadi pelatih kelima sepanjang sejarah kompetisi yang dimulai pada 1929/1930 ini yang mampu mencapai jumlah tersebut.

1. Sebelum 2025, Antonio Conte menjuarai Serie A Italia pada 2012, 2013, 2014, dan 2021

Antonio Conte memulai kariernya di dunia kepelatihan sebagai asisten di AC Siena pada 2005. Setahun berselang, ia bekerja untuk pertama kalinya sebagai pelatih kepala di Arezzo. Conte bertahan sampai akhir 2006/2007. Setelah itu, ia pindah ke Bari (2007--2009), Atalanta (2009--2010), dan kembali ke Siena (2010--2011) dengan status yang berbeda.

Pada awal 2011/2012, Juventus memanggil Conte pulang. Saat masih bermain, ia memang membela mereka paling lama dari 1991 sampai 2004. Conte menukangi Juventus sampai akhir 2013/2014. Selama 3 musim, ia tidak pernah gagal mempersembahkan gelar juara. Conte meninggalkan Juventus karena mendapat panggilan dari Timnas Italia.

Setelah bertahan bersama tim nasional selama 2 tahun, Conte menjajal English Premer League (EPL) dengan memimpin Chelsea. Ia sukses membawa mereka menjadi juara liga domestik pada musim pertamanya (2016/2017), tetapi dipecat setahun berikutnya. Conte lantas kembali ke Italia untuk melatih Inter Milan.

Pada musim pertamanya bersama I Nerazzurri (2019/2020), Conte hanya bisa berakhir di posisi kedua di Serie A. Ia kalah dari mantan timnya, Juventus. Namun, pada edisi berikutnya (2020/2021), pria yang lahir di Lecce, Italia, ini tidak membiarkan kegagalan itu terjadi kembali. Ia membawa mereka menjadi juara Serie A dengan 91 poin, berjarak hingga 12 angka dari Juventus.

Namun, 3 pekan setelah meraih kesuksesan tersebut, Conte justru memilih untuk mengakhiri kontraknya lebih awal. Menurut laporan, ia tidak setuju dengan keputusan klub yang melakukan banyak pemangkasan anggaran hingga harus melepas beberapa pemain favoritnya. Conte lantas menganggur selama 3 bulan sebelum akhirnya kembali ke Inggris untuk melatih Tottenham Hotspur. Di sini, ia bertahan sampai Maret 2023.

Setelah jeda selama setahun lebih, Conte akhirnya kembali melatih pada awal 2024/2025. Ia menerima pinangan dari Napoli. Sepanjang musim, mantan pemain yang berposisi gelandang ini memang mampu membawa klub konsisten bertarung di puncak klasemen. Pada akhirnya, ia berhasil merealisasikan mimpi mereka untuk meraih scudetto keempatnya (1986/1987, 1989/1990, 2022/2023, 2024/205).

2. Massimiliano Allegri meraih 1 scudetto bersama AC Milan dan 5 saat melatih Juventus

Seperti Antonio Conte, Massimiliano Allegri juga memulai karier kepelatihannya bersama klub-klub kecil. Pria yang lahir di Livorno pada 11 Agustus 1967 ini menjadi pelatih kepala untuk pertama kalinya pada 2003 di Aglianese. Setelahnya, ia bekerja untuk SPAL (2004--2005), Grosseto (2005--2006), Sassuolo (2007--2008), dan Cagliari (2008--2010).

Pada awal 2010/2011, Allegri bekerja untuk pertama kalinya sebagai pelatih tim besar. Ia memimpin AC Milan. Secara mengagumkan, ia berhasil membawa mereka menjadi juara Serie A pada musim debutnya. Allegri bertahan sampai awal 2014 sebelum akhirnya dipecat. 

Pada awal musim berikutnya (2014/2015), Allegri menyebrang ke Juventus. Kerja sama keduanya menghadirkan dominasi yang kuat di sepak bola Italia. Mereka mampu menjuarai liga domestik selama 5 musim beruntun. Setelah itu, Allegri meninggalkan Juventus. Ia kembali melatih mereka pada awal 2021/2022 sampai penghujung 2023/2024, tetapi hanya bisa mempersembahkan satu trofi Coppa Italia.

3. Fabio Capello 4 kali menjadi juara Serie A bersama AC Milan dan 1 kali bersama AS Roma

Fabio Capello pensiun sebagai pemain di AC Milan pada 1980. Ia langsung terjun ke dunia kepelatihan dengan menukangi tim muda Rossonerri. Mulai 1987, Capello menjadi asisten di tim utama di bawah komando Arrigo Sacchi. Saat Sacchi hengkang pada awal 1991/1992, Capello pun mendapat promosi sebagai pelatih kepala.

Pada musim pertamanya berada di puncuk pimpinan tersebut, pria yang lahir pada 18 Juni 1946 ini langsung berhasil meraih scudetto. Capello melanjutkan dominasinya dengan kembali menjadi juara selama 2 musim berikutnya. Ia mempersembahkan satu titel Serie A tambahan untuk AC Milan pada 1995/1996 yang merupakan musim terakhirnya melatih mereka. 

Setelah itu, Capello pindah ke Spanyol untuk mengasuh Real Madrid. Ia hanya bertahan semusim sebelum kembali ke AC Milan. Namun, di AC Milan, Capello juga cuma menetap semusim. Ia pindah ke AS Roma dan berhasil membawa mereka menjuarai Serie A pada 2000/2001 sebelum pergi pada 2004.

Usai AS Roma, Capello sempat melatih satu tim Italia lain, yaitu Juventus, pada 2004--2006. Namun, ia gagal meraih scudetto. Ia kemudian kembali ke Real Madrid (2006/2007), melatih Timnas Inggris (2007--2012) dan Rusia (2012--2015), sebelum pensiun di China bersama Jiangsu FC (2017--2018).

4. Marcello Lippi meraih lima scudetto bersama Juventus

Marcello Lippi merupakan pelatih yang memimpin Timnas Italia saat menjadi juara Piala Dunia 2006. Perjalanannya ke tampuk kekuasaan Gli Azzurri merupakan hasil dari kinerjanya saat melatih Juventus pada 1994--1999 dan 2001--2004. Dari 8 musim, Lippi mampu mengakhiri 5 di antaranya sebagai juara Serie A, yaitu pada 1994/1995, 1996/1997, 1997/1998, 2001/2002, dan 2002/2003.

Selain Juventus dan Inter Milan, tim Italia lain yang pernah dilatih Lippi adalah Pontedera (1985--1986), AC Siena (1986--1987), Pistoiese (1987--1988), US Carrarese (1988--1989), Cesena (1989--1991), Lucchese (1991--1992), Atalanta (1992--1993), dan Napoli (1993--1994). Satu-satunya klub asing yang pernah dipimpin Lippi adalah Guangzhou FC (2014--2015). Ia mengakhiri kariernya sebagai pelatih dengan menukangi Timnas China (2016--2019).

5. Giovanni Trapattoni meraih tujuh scudetto selama berkarier sebagai pelatih

Sebagai pemain, Giovanni Trapattoni merupakan legenda bagi AC Milan. Berstatus sebagai warga lokal, ia membela mereka pada 1958--1970. Selama itu, mantan gelandang bertahan ini mampu mempersembahkan 2 trofi Serie A, 2 Liga Champions Eropa, 1 Coppa Italia, 1 Piala Winners UEFA, dan 1 Piala Interkontinental.

Setelah pensiun pada 1972, Trapattoni langsung bekerja sebagai pelatih. Awalnya, ia menukangi tim muda AC Milan. Mulai 1974, barulah Trapattoni memimpin skuad utama. Sayangnya, sampai akhir 1975/1976, pria yang lahir pada 17 Maret 1939 ini gagal mempersembahkan apa pun.

Trappatoni justu malah mencapai kesuksesan saat bekerja untuk klub rival. Ia melatih Juventus pada 1976/1977--1985/1986. Selama 10 musim tersebut, 6 di antaranya diakhiri Trapattoni dengan gelar juara liga domestik. Setelahnya, Trapattoni menyebrang ke Inter Milan dan bertahan sampai akhir 1990/1991. Ia pun mempersembahkan scudetto untuk mereka pada 1988/1989.

Setelah melatih Inter Milan, Trappatoni kembali ke Juventus. Namun, ia tidak pernah menjuarai Serie A lagi sampai pensiun pada 2013. Selain tiga klub tersebut, Trappatoni juga pernah menukangi Bayern Munich (1994--1995 & 1996--1998), Cagliari (1995--1996), Fiorentina (1998--2000), Timnas Italia (2000--2004), Benfica (2004--2005), Stuttgart (2005--2006), RB Salzburg (2006--2008), dan Timnas Republik Irlandia (2008--2013).

Meski berhasil menjuarai Serie A 2024/2025, masa depan Antonio Conte bersama Napoli justru belum menentu. Ia dikabarkan akan hengkang dan tengah diincar Juventus, AC Milan, dan AS Roma. Kiprahnya pada musim-musim selanjutnya menarik untuk ditunggu. Mampukah Conte menyamai atau melebihi koleksi scudetto milik Massimiliano Allegri dan Giovanni Trappatoni?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team