Pertolongan Tak Terlihat Belanda Bawa Curacao ke Piala Dunia 2026

- Belanda memberikan bantuan besar dalam perkembangan sepak bola Curacao
- Belanda membantu pemain asal Curacao bermain di Eredivisie dan mendapat pelatihan dari sosok andal Belanda
- Pelatih dan staf timnas Curacao juga berasal dari Belanda, memperkuat performa mereka di kualifikasi Piala Dunia 2026
Jakarta, IDN Times - Curacao mencatatkan sejarah. Saudara jauh Indonesia ini (karena sama-sama pernah dijajah Belanda) berhasil lolos ke Piala Dunia 2026. Untuk pertama kalinya, mereka melaju ke ajang itu.
Kepastian melajunya Curacao ini tak lepas dari hasil imbang lawan Jamaika dalam laga terakhir babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona CONCACAF. Keberhasilan mereka lolos ini, tak lepas dari pertolongan Belanda yang mulai terasa.
1. Perkembangan sepak bola Curacao tak lepas dari Belanda
Menilik berdirinya sejarah federasi sepak bola Curacao, tampak begitu besar bantuan dari Belanda. Sebelum bernama FFK, federasi sepak bola Curacao bernama CVB (Curacao Voetbal Bond). Tampak jelas aroma Belanda dari nama tersebut.
CVB sempat bergabung dengan beberapa negara persemakmuran Belanda yang lain. Mereka membentuk Persatuan Sepakbola Persemakmuran Belanda (NAVU), yang merangkul semua negara persemakmuran di Kepulauan Karibia.
Baru pada 2011, NAVU ini dibubarkan, dan Curacao berganti nama federasi menjadi FFK (Federashon Futbal Korsou, menggunakan bahasa Paplemento). Tampak campur tangan Belanda begitu kuat di Curacao.
2. Belanda jadi jalan bagi Curacao untuk mengembangkan diri
Tidak cuma masalah pendirian federasi, hadirnya Belanda dalam sepak bola Curacao memberi pengaruh positif bagi para pemain asal Curacao. Berkat afiliasi dengan Belanda, banyak pemain asal Curacao yang berkesempatan main di Eredivisie.
Tidak cuma itu, Curacao juga pernah merasakan langsung dilatih oleh Patrick Kluivert dan Pim Verbeek, dua sosok andal asal Belanda. Perkembangan ini begitu terasa, sehingga talenta Curacao pun terasah.
Curacao memiliki nama-nama yang sudah dikenal di Eropa, seperti Leandro Bacuna, Juninho Bacuna, Vurnon Anita, hingga Kevin Felida. Mereka adalah pemain-pemain yang akrab dengan atmosfer Eropa.
Meski begitu, ikatan kuat dengan Belanda juga membuat Curacao acap kehilangan talenta. Beberapa memilih untuk membela Belanda, kendati punya darah Curacao, seperti Riechedly Bazoer dan Jetro Willems.
Terlepas dari itu, Curacao tetap memiliki banyak talenta andal. Mereka pun mampu bersaing apik di zona CONCACAF, bersama Amerika Serikat, Meksiko, Honduras, dan Kosta Rika, berkat kehadiran nama-nama ini.
3. Belanda membantu Curacao di kualifikasi
Selama Kualifikasi Piala Dunia 2026, Curacao juga diampu sosok asal Belanda. Pelatih kepala mereka adalah Dick Advocaat, didampingi Cor Pot yang juga dari Belanda. Pelatih kiper, dokter tim, hingga manajer tim, semua berasal dari Belanda.
Kehadiran mereka menjadikan Curacao lebih tangguh di kualifikasi. Plus, Curacao kini diperkuat banyak nama yang main di Eredivisie dan beberapa kompetisi Eropa lain seperti Inggris dan Turki. Salah satunya Leandro Bacuna.
Selain itu, Curacao juga diperkuat Tahith Chong, Armando Obiospo, hinngga Juninho Bacuna. Hadirnya pelatih dari Belanda, plus para pemain yang juga sudah paham kultur Eropa, membuat Curacao mampu bersaing di zona CONCACAF.
4. Lalu, apa beda dengan Timnas Indonesia?
Dari paparan di atas, tampak bahwa pengaruh dari kekuatan Curacao saat ini, tak bisa lepas dari Belanda. Sejatinya, hal sama juga coba diterapkan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Timnas Indonesia sempat mendatangkan nama-nama beken dari Belanda seperti Denny Landzaat, Alex Pastoor, dan Patrick Kluivert. Mereka juga diperkuat nama-nama yang main di Eropa seperti Jay Idzes, Kevin Diks, hingga Calvin Verdonk.
Bedanya Timnas Indonesia, mereka terkapar di kualifikasi di tangan Irak dan Arab Saudi. Sementara Curacao, dengan bantuan dari Belanda yang mungkin jauh lebih mantap, lolos ke Piala Dunia 2026.

















