Potensi Pragmatisme Brasil Bersama Carlo Ancelotti

Jakarta, IDN Times - Brasil rupanya tidak main-main dalam rangka meningkatkan prestasi Timnasnya. Terbaru, Seleccao resmi mendatangkan Carlo Ancelotti sebagai pelatih menggantikan Dorival Junior.
Dilansir situs resmi Federasi Sepak Bola Brasil (CBF), Ancelotti akan menyandang status sebagai pelatih Brasil per 26 Mei 2025. Laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Ekuador pada 6 Juni 2025 nanti bakal jadi debut Ancelotti di Brasil.
Bersamaan dengan kedatangan Ancelotti, satu kemungkinan muncul ke permukaan. Akankah Brasil jadi tim yang pragmatis dan menghilangkan ciri khas Jogo Bonito?
1. Ancelotti erat dengan skema pragmatis
Sebagai orang Italia, Ancelotti sering menerapkan skema pragmatis di setiap tim yang diasuhnya. Sejak menangani Juventus, AC Milan, Chelsea, Real Madrid, Bayern Munich, hingga Paris Saint-Germain (PSG), hal itu sudah dia pertontonkan.
Pragmatisme inilah yang tak jarang membuat Ancelotti dianggap miskin taktik. Dia hanya mengedepankan kuatnya pertahanan, kemudian mengandalkan serangan balik cepat. Namun, hasil dari filosofinya nyata.
Di setiap kompetisi yang disinggahi, mulai dari Premier League, Serie A, Ligue 1, Bundesliga, dan LaLiga, Ancelotti selalu jadi juara minimal sekali. Hal ini jadi bukti kualitas eks pemain AS Roma itu.