Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times / M Ilman Nafi'an
Para pemain Timnas Indonesia menenteng goodie bag berisikan jam tangan Rolex usai jumpa Presiden Prabowo Subianto, Jumat (6/6/2025) (IDN Times / M Ilman Nafi'an)

Intinya sih...

  • Prabowo menghadiahkan jam tangan mewah kepada pemain Timnas Indonesia.

  • Kritik dari mantan atlet terkait kesenjangan dalam dunia olahraga dan alokasi dana PSSI.

  • Komunitas sepak bola putri menyoroti alokasi uang hadiah untuk kompetisi putri yang sudah mati suri.

Jakarta, IDN Times - Keputusan Presiden Prabowo Subianto menghadiahkan para pemain Timnas Indonesia jam tangan mewah diiringi dengan banjir kritik. Sejumlah pihak menilai sebenarnya Prabowo bisa mengalokasikan uang untuk membeli jam tangan tersebut buat kepentingan lain yang lebih baik.

Beberapa waktu lalu, Prabowo sempat mengundang para pemain Timnas ke kediamannya di kawasan Kertanegara. Dalam momen itu, Prabowo memberikan jam tangan Rolex yang diduga bermodel GMT-Master II.

Harga jam tangan ini begitu mahal. GMT-Master II dibanderol mulai dari Rp185.131.000 hingga Rp193.782.000. Tapi, ada lagi varian yang merupakan versi termahalnya dengan harga mencapai Rp830.496.000.

Spontan, hal tersebut mengundang reaksi dari sejumlah mantan atlet, salah satunya adalah Lindswell Kwok, legenda wushu Indonesia.

1. Bukan kepanasan, tapi yang berikan Presiden

Kapten Timnas Indonesia, Jay Idzes, usai berkunjung ke kediaman Presiden Prabowo Subianto (IDN Times / M Ilman Nafi'an)

Lewat unggahannya di media sosial, Lindswell menyinggung soal kesenjangan dalam dunia olahraga. Dia prihatin karena ada atlet-atlet muda yang seharusnya berlaga di Youth Olympic Games 2026 dipulangkan karena efisiensi. Ironisnya, pemulangan dilakukan via zoom.

"Mereka mengorbankan sekolah untuk fokus Pelatnas, tapi, tiba-tiba dipulangkan? Kesenjangan atlet. Tentu bangga dengan prestasi sejawat. Tapi, sudah adil belum pemerintah dalam memfasilitasi atlet-atletnya? Karena cabang olahraganya lebih banyak peminat? Lebih Terkenal? Lantas bukannya prestasi itu dinilai dari pencapaian? Yang dikritik di sini bukannya sang atlet, tapi peran pemerintah dalam hal fasilitas atlet," tulis Lindswell di instastory miliknya.

Lindswell prihatin karena kebijakan efisiensi mengorbankan impian anak-anak muda yang mau berlaga di Olympic Youth Games 2026 dengan alasan efisiensi. Tapi, di sisi lain, uang besar dikeluarkan oleh Prabowo demi membelikan bonus jam tangan mewah kepada para pemain Timnas.

"Bukan karena sejawat kita dapat apresiasi, kita kepanasan. Bukan! Tapi, lihat dulu siapa yang kasih. Presiden! Di masa efisiensi, di mana cabor lain dicuekin, cabor terkenal dan banyak peminat diperhatikan," tulis Lindswell.

2. PSSI menerima dana terbesar dari Kemenpora

Pemain Timnas Indonesia, Egy Maulana Vikri. (IDN Times/Sandy Firdaus)

Lindswell juga menyinggung PSSI yang mendapat dana terbesar dari Kemenpora dalam urusan pembinaan. Dia mengajak masyarakat kritis untuk melihat PSSI mendapat dana terbesar dari Kemenpora untuk pembinaan, nyaris Rp200 miliar.

Memang, dari data yang diterima IDN Times, PSSI menerima dana sebesar Rp199,8 miliar. Jumlah ini juga sudah dipangkas Rp25 miliar dari sebelumnya, atas alasan efisiensi.

3. Kapan sepak bola putri jalan lagi?

Selain itu, akun komunitas sepak bola putri juga melayangkan kritiknya. Mereka menyindir seharusnya uang hadiah dari Prabowo bisa dialokasikan buat menggelar kompetisi putri yang sudah mati suri.

PSSI hingga sekarang juga belum memberikan indikasi buat menggelar kembali kompetisi putri. Padahal, sepak bola putri Indonesia memiliki banyak agenda ke depannya.

"Rp328.000.000 dikalikan 28 sama dengan Rp9.184.000.000. Berarti bisa gelar Liga Putri di musim perdana dong harusnya," tulis akun @womensfootie_id.

Editorial Team