bendera AC Milan (pixabay.com/jorono)
Sebenarnya, performa Acerbi saat itu tak terlalu buruk. Nyatanya, klub raksasa Italia, AC Milan mau mendatangkannya untuk bermain di San Siro. Ia pun resmi bergabung ke AC Milan pada musim 2012/13.
Sebagai pemain yang datang dari klub kecil, tentu hal ini menjadi kesempatan emas untuk bersinar. Transfernya ke Milan tentu menjadi peluang baginya untuk bermain di level tinggi sepak bola.
Namun, kenyataan malah sebaliknya. Meski berhasil menjalani debut di AC Milan dengan meraih kemenangan 3-1 atas Bologna di pekan ke-2 Serie A 2012/13, Acerbi gagal beradaptasi dengan baik di Milan.
Pekan berikutnya, AC Milan kalah 0-1 dari Atalanta di San Siro. Acerbi bermain cukup buruk dan ditarik keluar oleh Massimiliano Allegri, pelatih Milan saat itu. Sejak pertandingan itu, Acerbi hanya menjadi penghias bangku cadangan.
Selama 6,5 bulan di AC Milan, Acerbi hanya tampil sebanyak 10 kali. Tanpa gol, assist, bahkan tanpa kartu kuning dan merah.
Ditinggal sang ayah hingga jadi alkoholik
Dalam sebuah wawancara di L'Ultimo uomo, Acerbi bercerita tentang penyesalannya melewatkan kesempatan emasnya saat di AC Milan. Pada Februari 2012 atau tepat sebelum Acerbi bergabung dengan AC Milan, ayahnya meninggal dunia.
Acerbi pernah mengatakan bahwa ia hanya bermain sepak bola untuk ayahnya. Kabar duka itu tentu menjadi pukulan berarti baginya. Kariernya jatuh dan ia mencapai titik terendah dalam kariernya.
Kejadian itu yang kemudian membuatnya menjalani gaya hidup yang tak baik. Dalam wawancara tersebut, Acerbi mengatakan bahwa ia sering datang latihan dalam keadaan mabuk dan hanya tidur beberapa jam pada malam harinya.