Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera Inter Milan (unsplash.com/aobbj)

Francesco Acerbi adalah satu contoh dari segelintir pesepak bola dunia yang justru bersinar di masa-masa menjelang pensiun seorang pemain profesional. Terbaru, Acerbi menjadi penyelamat Inter Milan setelah ia mencetak gol penyama kedudukan di semifinal Liga Champions 2024/2025. Gol tersebut dicetak saat menjamu Barcelona, sekaligus membantu timnya melaju ke babak final.

Sebagai pemain, Acerbi memang sudah termasuk senior. Ia memulai karier sepak bolanya dari kasta terendah Liga Italia, Serie D, hingga saat ini menjadi pemain penting bagi klubnya di kejuaraan paling bergengsi di Eropa, Liga Champions.

Berikut profil Francesco Acerbi dan perjalanan panjang karier sepak bolanya yang menarik disimak. Ketahui selengkapnya di bawah ini, ya.

1. Profil Francesco Acerbi

Francesco Acerbi lahir pada 10 Februari 1988 di Vizzolo Predabissi, sebuah kota kecil yang terletak di wilayah Lombardia, Italia. Kota tersebut berada di dalam wilayah Metropolitan Milan, tapi tidak termasuk Kota Milan secara administratif.

Acerbi mengawali kariernya dari sebuah klub kecil di kota kelahirannya, A.C. Pavia hingga saat ini menjadi bek andalan klub raksasa Italia, Inter Milan. Ia dikenal sebagai salah satu pesepak bola tangguh yang memiliki perjalanan karier cukup panjang. Mulai dari membangun karier dari nol, tersandung masalah, hingga bangkit kembali.

Dalam kehidupan pribadinya, Acerbi kini telah menikah dengan perempuan bernama Claudia Scarpari. Mereka telah dikaruniai dua anak, Vittoria dan Nala.

2. Bermula dari Serie D hingga debut di Serie A

Francesco Acerbi mengawali kariernya di klub lokal, Pavia dan debut pada April 2006. Lalu, ia sempat dipinjamkan ke klub Serie D, Renate pada Januari 2007. Acerbi muda kemudian sempat menjajal beberapa klub lainnya seperti Triestina dan Spezia pada rentang 2007–2008.

Pada 2010, Acerbi dipanggil untuk mengikuti kamp pramusim klub Serie B, Reggina. Saat itu, sebenarnya klubnya sempat menjalin kerja sama untuk Acerbi bermain di Genoa. Namun, karena terdapat masalah pada kontraknya, ia batal tampil untuk Genoa.

Meski begitu, justru Acerbi menjadi pemain inti yang tampil reguler bersama Reggina. Ia mencatatkan 43 pertandingan dan 2 gol.

Semusim berselang, Acerbi dilirik oleh Chievo Verona yang pada musim 2011/12 berkompetisi di Serie A. Kesempatan emas ini tentu tak disia-siakannya. Ia masuk sebagai bek inti di paruh kedua musim dan mencatatkan 14 penampilan.

3. Menjalani masa kelam di AC Milan

bendera AC Milan (pixabay.com/jorono)

Sebenarnya, performa Acerbi saat itu tak terlalu buruk. Nyatanya, klub raksasa Italia, AC Milan mau mendatangkannya untuk bermain di San Siro. Ia pun resmi bergabung ke AC Milan pada musim 2012/13.

Sebagai pemain yang datang dari klub kecil, tentu hal ini menjadi kesempatan emas untuk bersinar. Transfernya ke Milan tentu menjadi peluang baginya untuk bermain di level tinggi sepak bola.

Namun, kenyataan malah sebaliknya. Meski berhasil menjalani debut di AC Milan dengan meraih kemenangan 3-1 atas Bologna di pekan ke-2 Serie A 2012/13, Acerbi gagal beradaptasi dengan baik di Milan. 

Pekan berikutnya, AC Milan kalah 0-1 dari Atalanta di San Siro. Acerbi bermain cukup buruk dan ditarik keluar oleh Massimiliano Allegri, pelatih Milan saat itu. Sejak pertandingan itu, Acerbi hanya menjadi penghias bangku cadangan.

Selama 6,5 bulan di AC Milan, Acerbi hanya tampil sebanyak 10 kali. Tanpa gol, assist, bahkan tanpa kartu kuning dan merah.

Ditinggal sang ayah hingga jadi alkoholik

Dalam sebuah wawancara di L'Ultimo uomo, Acerbi bercerita tentang penyesalannya melewatkan kesempatan emasnya saat di AC Milan. Pada Februari 2012 atau tepat sebelum Acerbi bergabung dengan AC Milan, ayahnya meninggal dunia.

Acerbi pernah mengatakan bahwa ia hanya bermain sepak bola untuk ayahnya. Kabar duka itu tentu menjadi pukulan berarti baginya. Kariernya jatuh dan ia mencapai titik terendah dalam kariernya.

Kejadian itu yang kemudian membuatnya menjalani gaya hidup yang tak baik. Dalam wawancara tersebut, Acerbi mengatakan bahwa ia sering datang latihan dalam keadaan mabuk dan hanya tidur beberapa jam pada malam harinya.

4. Absen setahun karena kanker

Pertandingan terakhir Acerbi bersama AC Milan terjadi pada 9 Januari 2013, yaitu ketika timnya kalah 2-1 atas Juventus di perempat final Coppa Italia. Akhirnya pada 26 Januari 2013, AC Milan resmi melepas Acerbi ke Genoa dengan setengah harga dan langsung dipinjamkan ke Chievo Verona.

Setelah separuh musim dipinjamkan, Genoa langsung menjual Acerbi ke Sassuolo pada Juli 2013. Di usia yang seharusnya prima sebagai pesepak bola, Acerbi justru melewatkannya.

Saat di Sassuolo, Acerbi divonis kanker testis. Ia menjalani dua kali operasi dan harus melakukan serangkaian terapi serta pemulihan. Hal itu membuatnya rehat dari lapangan selama semusim penuh.

5. Memulai hidup baru dan dapat trofi pertama

Setelah benar-benar sembuh dari kanker dan menjauhkan diri dari alkohol, Acerbi perlahan bangkit. Di Sassuolo, ia menjadi bek inti yang tampil reguler di Serie A dari musim 2014/2015 hingga 2017/2018.

Acerbi juga beberapa kali tampil di Coppa Italia dan Liga Europa. Selama lima musim di Sassuolo, ia mengemas 11 gol dan 1 assist, tak begitu buruk bagi seorang bek yang baru kembali dari masa kelamnya.

Pada musim 2018/19, Acerbi resmi dikontrak oleh tim Italia lainnya, Lazio. Di usianya yang sudah menginjak 30 tahun, ia justru menjadi benteng andalan klub berjuluk Biancocelesti itu. Selama empat musim, Acerbi selalu tampil lebih dari 30 kali di Serie A dalam semusim.

Bahkan, di musim pertamanya berseragam Lazio, Acerbi sukses meraih trofi pertama dalam kariernya. Lazio menjadi juara Coppa Italia 2018/2019 usai mengalahkan Atalanta 0-2.

Jika ditotal, Acerbi mencatatkan 173 pertandingan dengan mengemas 10 gol dan 7 assist selama di Lazio.

6. Dua kali final UCL dalam tiga musim terakhir

ilustrasi logo Liga Champions (unsplash.com/Dexter Fernandes)

Pada September 2022, Acerbi dipinjamkan ke Inter Milan dengan opsi pembelian. Di usia yang tidak muda lagi, ia masih menunjukkan tajinya. Ia masih masuk dalam Starting XI Inter Milan di Serie A 2022/2023 hingga 2024/2025.

Bahkan, ia sukses mengantarkan Inter hingga final Liga Champions 2022/2023. Meskipun mereka harus takluk dari Manchester City dengan skor tipis 1-0.

Setelah pinjamannya berakhir, Inter memilih untuk memermanenkan Acerbi. Ia resmi berseragam Nerazzurri sepenuhnya pada musim 2024/2025 dan berhasil kembali membawa timnya mencapai final UCL.

Usia Francesco Acerbi memang sudah tak muda lagi, tapi hidupnya seakan baru dimulai sejak ia bangkit dan meninggalkan kehidupan lamanya.

Editorial Team