Nama belakang Mussolini yang disandang Romano tak dapat dilepaskan dari pengaruh sejarah dan persepsi publik yang kuat. Saat ia mencetak gol perdananya untuk Juve Stabia pada Desember 2024, muncul rekaman video yang memperlihatkan puluhan fans merespons dengan meneriakkan “Mussolini” sambil mengangkat tangan, isyarat yang banyak dianggap menyerupai salut fasis. Insiden ini mendorong Federasi sepak bola Italia (FIGC) membuka penyelidikan, meskipun Juve Stabia membantah aksi tersebut berkonotasi politik.
Romano sendiri menanggapi peristiwa itu dengan tenang dan tidak menyesali apa pun. Ia menyatakan hanya ingin dinilai berdasarkan permainannya di lapangan, bukan karena silsilah keluarganya. Ia bahkan menyebut kontroversi seperti itu sebagai sesuatu yang tak perlu dipikirkan dan memastikan dirinya fokus membuktikan nilai dirinya sebagai atlet profesional.
Lebih jauh lagi, latar belakang politik klub-klub yang pernah dibelanya juga sering menjadi bahan diskusi. Lazio, klub induk Romano, diketahui memiliki sebagian kelompok pendukung yang dikenal dengan kecenderungan sayap kanan ekstrem, seperti dalam kasus pawang elang klub yang bersorak untuk Benito Mussolini pada 2021. Kendati demikian, Romano tetap ingin dirinya dinilai berdasarkan kualitas permainannya, bukan karena silsilah keluarganya.
Romano Floriani Mussolini merupakan contoh nyata bagaimana seorang individu muda dapat berusaha membangun identitas profesionalnya di tengah warisan nama besar yang penuh kontroversi. Ia memilih untuk menjawab tantangan tersebut dengan dedikasi dan kerja keras di lapangan sepak bola.