Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Persija lawan Arema di Super League. (Dok. Persija)
Persija lawan Arema di Super League. (Dok. Persija)

Intinya sih...

  • Cekcok yang berujung ribut ofisial tim

  • Komentar kesal Souza soal insiden itu

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Persija Jakarta meraih kemenangan dalam laga pekan 12 Super League 2025/26. Bersua Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (8/11/2025), skuad asuhan Mauricio Souza itu menang 2-1.

Namun, kemenangan ini harus diwarnai ribut-ribut yang terjadi di akhir laga. Semua berawal dari momen pemain Arema FC, Paulinho melanggar penggawa Persija, Allano Lima.

1. Cekcok yang berujung ribut ofisial tim

Persija lawan Arema di Super League. (Dok. Persija)

Hal ini bermula ketika Allano Lima dilanggar pemain Arema FC, Paulinho. Merasa tak terima, pemain asal Brasil itu sempat cekcok dengan punggawa Singo Edan tersebut. Dari sinilah keributan bermula. ‎

Keributan itu merembet ke kedua ofisial tim antara Persija dan Arema. Buntut dari kejadian itu, ofisial tim 'Macan Kemayoran' mendapatkan dua kartu merah, sedangkan 'Singo Edan' hanya diganjar satu kartu merah.

Total, lima kartu merah hadir di laga ini. Selain tiga kartu merah yang didapat ofisial tim Persija dan Arema, Jordi Amat dari Persija dan Julian Guevara dari Arema juga mendapat kartu merah.

2. Komentar kesal Souza soal insiden itu

Pelatih Persija, Mauricio Souza. (IDN Times/Sandy Firdaus)

Dalam sesi jumpa pers selepas laga, Souza mengaku insiden ribut-ribut macam itu bukanlah hal yang harus terjadi di sepak bola. Dia menegaskan, sepak bola bukan soal perkelahian.

"Terkait kejadian di akhir pertandingan, saya ingin menegaskan bahwa itu bukan hal yang ingin kita lihat dalam sepak bola. ‎Sepak bola harus diselesaikan di dalam lapangan, bukan dengan perkelahian," kata Souza.

3. Jangan mengedepankan emosi di atas lapangan

Persija lawan Arema di Super League. (Dok. Persija)

Souza berpesan, ke depan para pemain Persija tak boleh lagi terlibat dalam situasi penuh emosi itu. Sebab, pada akhirnya sepak bola itu harus selesai lewat permainan di atas lapangan, bukan dengan adu jotos.

"Siapa pun yang ingin bertarung, tempatnya bukan di sini. Saya pribadi tidak ingin berada dalam situasi seperti itu. Semua hal seharusnya bisa diselesaikan lewat permainan, bukan emosi," ujar Souza.

Persija sempat mengalami situasi penuh emosi ini saat kalah dari Borneo FC di Samarinda. Namun, berbeda dengan laga itu, mereka berhasil bangkit dan membalikkan keadaan di laga lawan Arema ini.

Editorial Team