Gelar juara Liga Inggris Arsenal pada 1970/1971 menjadi begitu istimewa karena mereka memastikannya dengan mengalahkan sang rival utama, Tottenham Hotspur. Selain itu, Arsenal juga melakukannya dengan cukup dramatis. Narasi ini memang bakal tampak biasa saja jika tidak dilengkapi konteks yang sempurna.
Saat itu, musim sebetulnya sudah selesai. Leeds United memimpin klasemen dengan 64 poin. Namun, Arsenal memiliki satu pertandingan tunda, yaitu melawan Tottenham Hotspur. Laga ini seharusnya digelar pada 27 Maret 1971. Arsenal tidak bisa melakoninya karena harus bermain di semifinal Piala FA.
Laga melawan Tottenham pun akhirnya digelar pada 3 Mei 1971, 2 hari setelah kompetisi rampung. Sebelum pertandingan, Arsenal berada di posisi kedua dengan 63 poin. Dengan begitu, mereka harus meraih kemenangan jika ingin menjadi juara.
Nahas, pertandingan digelar di kandang Tottenham, White Hart Lane. Arsenal pun jelas mendapat ujian berat untuk meraih kemenangan. Terlebih, selain tidak ingin dipermalukan di rumah sendiri, Tottenham juga sama-sama membutuhkan poin penuh demi bisa lolos ke Piala UEFA.
Arsenal sebetulnya memiliki satu cara lain untuk menjadi juara. Mereka hanya perlu bermain imbang tanpa gol. Pasalnya, saat itu, mereka unggul rataan gol dari Leeds United. Pada era tersebut, selain masih menggunakan sistem dua poin untuk kemenangan, Liga Inggris memang memakai rataan gol, alih-alih selisih gol.
Arsenal memiliki rataan gol 2,441 yang merupakan hasil dari mencetak 70 gol dan kebobolan 29 gol. Sementara, Leeds United memiliki rataan gol 2,4 karena mampu mencetak 72 gol dan kebobolan 30 gol. Dengan kondisi seperti ini, Arsenal sebetulnya lebih membutuhkan nirbobol dibanding mencetak gol.
Pada Senin, 3 Mei 1971, tepat pukul 19.30 waktu setempat, sepak mula pun dilakukan. Sesuai prediksi, laga berjalan begitu ketat. Tidak ada gol yang tercipta pada paruh pertama. Setelah kedua tim keluar dari ruang ganti, papan skor pun tak kunjung berubah. Hingga akhirnya, 3 menit sebelum pertandingan usai, Arsenal mendapatkan momennya. Mereka berhasil membobol gawang Pat Jennings lewat sundulan Ray Kennedy.
Namun, akibat rataan gol, peluang juara Arsenal jelas makin terancam. Tekanan bertambah karena Tottenham yang terus menyerang dengan sisa waktu yang ada. Dalam sebuah wawancara, Kennedy pernah mengungkapkan, itu merupakan 3 menit terlama sepanjang hidupnya. Beruntung, ia dan para pemain Arsenal lain berhasil menjaga gawang Wilson dari malapetaka. Mereka pun resmi menjadi juara setelah Kevin Howley yang bertindak sebagai wasit meniup peluit panjang.