Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ironi di Balik Kebanggaan The Invincibles Milik Arsenal

Emirates Stadium (unsplash.com/Nelson Ndogala)

Pada musim 2003/2004, Arsenal mencatatkan sejarah yang belum bisa disamai klub Inggris lain. Rekor ini adalah The Invincibles yang berarti rekor tak terkalahkan di liga selama semusim. Rekor inilah yang selalu membuat penggemar Arsenal karena mereka satu-satunya klub yang bisa melakukan hal tersebut di Premier League.

Di bawah asuhan Arsene Wenger, tim ini menampilkan gaya permainan yang memukau. The Gunners menggabungkan keterampilan teknis dan serangan cepat yang mengguncang Premier League. Hasilnya, mereka meraih juara dan mencatatkan rekor yang membanggakan. Akan tetapi, terdapat sebuah ironi di balik kebanggaan besar tersebut.

1. Kombinasi skuad yang matang

Arsenal memulai Premier League 2003/2004 dengan percaya diri dan optimisme tinggi. Sebab, mereka memiliki rekor yang bagus pada 2002/2003, yakni dengan menjadi runner-up di bawah Manchester United. Arsene Wenger bertekad untuk membawa timnya ke puncak untuk musim selanjutnya.

Wenger yang dikenal dengan filosofi passing game dan pengembangan pemain muda berhasil membentuk skuad yang solid. Mereka memiliki materi skuad yang terdiri dari pemain muda dan senior berpengalaman. Sebut saja Thierry Henry, Patrick Vieira, Robert Pires, Ashley Cole, Kolo Toure, dan Dennis Bergkamp.

Pada empat laga awal, Arsenal menyapu dengan kemenangan. Mereka mengalahkan Everton, Middlesbrough, Aston Villa, dan Manchester City. Dengan poin sempurna, 12, Arsenal berada di depan Manchester United dalam perburuan juara.

2. The Invincibles, sesuatu yang terus dibanggakan

Seiring berjalannya musim, Arsenal semakin percaya diri dan tak terhentikan. Mereka mengalahkan tim-tim kuat, seperti Chelsea, Liverpool, dan Tottenham Hotspur. Namun, saat bertemu Manchester United, mereka selalu bermain imbang.

Pada 15 Mei 2004, Arsenal akhirnya meraih gelar Premier League 2003/2004. The Gunners juara di White Hart Lane, stadion yang menjadi markas rival abadi mereka, Tottenham Hotspur. Dengan hasil ini, mereka memastikan gelar dengan rekor 26 kemenangan dan 12 keimbangan, tanpa kekalahan.

Keberhasilan tersebut merupakan prestasi besar karena Arsenal menjadi tim pertama dalam sejarah Premier League yang tak terkalahkan selama semusim. Bahkan, hingga 2024/2025, tak ada klub yang bisa menyainginya. Keberhasilan ini juga mengukuhkan Arsenal sebagai salah satu tim terbesar dalam sejarah sepak bola dunia.

3. Prestasi yang seolah-olah berhenti

Setelah juara di Premier League 2003/2004, Arsenal tampaknya tak ditakdirkan untuk kembali bersinar. Mereka tetap klub papan atas di Premier League. Namun, The Gunners tak pernah ditakdirkan lagi untuk menjadi juara hingga 2024/2025.

Apalagi, untuk Liga Champions, Arsenal tak pernah mencatatkan kebanggaan di turnamen tersebut. Sebetulnya, mereka sempat mengejutkan pada 2005/2006. Mereka lolos ke final untuk menghadapi Barcelona. Akan tetapi, mereka harus kecewa dan harus meratapi nasib karena dikalahkan Blaugrana di partai puncak. 

Meski nihil prestasi di liga dan Eropa, Arsenal bukan berarti tanpa gelar. Mereka beberapa kali meraih juara di ajang Piala FA. Namun, itu bukan sebuah kebanggaan yang besar untuk tim sekelas Arsenal.

Arsenal akan terus dianggap sebagai klub besar nan bersejarah. Mereka memiliki kebanggaan besar terhadap rekor Invincibles yang sudah diakui. Namun, mereka harus sadar, bahwa prestasi tersebut tak akan selalu dibanggakan jika berbicara soal prestasi di sepak bola masa kini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Atqo
EditorAtqo
Follow Us