Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kylian Mbappe ditahan Ruben Dias saat Prancis melawan Portugal di Euro 2024. (uefa.com)
Kylian Mbappe ditahan Ruben Dias saat Prancis melawan Portugal di Euro 2024. (uefa.com)

Jakarta, IDN Times - Bomber dan kapten Prancis, Kylian Mbappe, akhirnya menyerah pada keadaan. Dalam duel melawan Portugal di perempat final Euro, Sabtu 6 Juli 2024, Mbappe tak sanggup buat main selama 120 menit hingga akhirnya diganti pada awal perpanjangan waktu kedua.

Mbappe mengakui fisiknya sudah tak kuat buat bermain. Dia merasa harus mengalah karena enggan menjadi beban tim, di masa perpanjangan waktu kedua.

"Saya memang minta ditarik. Di jeda perpanjangan waktu, saya bilang ke pelatih tak bisa merasakan apa-apa. Artinya, saya terlalu lelah," ujar Mbappe dilansir ESPN FC.

1. Mbappe sadar diri

Kylian Mbappe (putih) berusaha melewati adangan Bernardo Silva saat Prancis vs portugal di Euro 2024. (uefa.com)

Ketimbang memaksakan diri, Mbappe merasa harus menepi demi menciptakan keseimbangan di dalam tim. Alhasil, permainan Prancis terjaga hingga akhirnya bisa menang atas Portugal, meski lewat skenario adu penalti dengan skor 5-3.

"Sebagai pemain, Anda harus menjaga kebugaran. Makanya, saya harus tetap fit dan mendukung rekan-rekan. Apapun yang terjadi, tujuan utama tim menang. Saya memang baru cetak satu gol, tapi kami sudah di semifinal," kata Mbappe.

2. Permintaan Mbappe wajar

Kylian Mbappe (uefa.com)

Pelatih Prancis, Didier Deschamps, memaklumi permintaan Mbappe. Deschamps menilai permintaan Mbappe wajar dan perlu dituruti karena jika dipaksakan bisa berdampak buruk. Selain itu, Deschamps merasa jika kejujuran Mbappe merupakan bukti dari kedewasaannya.

"Dia selalu jujur kepada saya dan tim, ketika tak punya kemampuan untuk berakselerasi. Dia tak ada di performa terbaik, sangat lelah," kata Deschamps.

3. Prancis beruntung banget

Timnas Prancis saat mengikuti adu penalti versus Portugal di perempat final Euro 2024. (uefa.com)

Les Bleus bisa dibilang tim paling mujur. Sebab, mereka lolos ke semifinal dengan statistik kurang meyakinkan.

Hanya tiga gol yang bisa dicetak Prancis hingga perempat final. Itu pun, dua di antaranya berasal dari bunuh diri lawan.

"Kami solid dan kuat di pertahanan. Penting dalam sebuah turnamen mayor. Ketika Anda tak bisa cetak banyak gol, penting untuk punya pertahanan kuat. Tapi, kami memang butuh cetak banyak gol. Kami masih dikasihani lawan," kata Deschamps.

Editorial Team