Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Arne Slot, pelatih Liverpool.
Arne Slot, pelatih Liverpool. (instagram.com/liverpoolfc)

Intinya sih...

  • Istilah new manager bounce tidak selalu menjadi kenyataan

  • Seberapa besar pengaruh pergantian pelatih pada performa tim?

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam sepak bola, pemain bukan satu-satunya peran yang mendapat sorotan saat performa tim sedang naik atau sedang anjlok. Di sana ada seorang pelatih yang justru mengemban peran yang lebih berat. Bahkan, ketika performa tim menurun, pelatihlah yang paling pertama dibicarakan untuk bertanggung jawab.

Wajar apabila pergantian pelatih kerap menjadi opsi utama bagi klub-klub sepak bola. Pergantian dilakukan dengan harapan agar performa tim membaik. Malahan, pelatih sering kali dituntut untuk membawa klub ke puncak juara. Jika berhasil, nama mereka akan tercatat dalam sejarah.

Kedengaran manis memang ketika pelatih baru berhasil memperbaiki keadaan sulit dalam klub. Namun, tidak jarang yang terjadi justru sebaliknya. Performa klub makin merosot hingga berujung pemecatan dan dilakukan pergantian ulang.

Lantas, apakah sebesar itu pengaruh pergantian pelatih pada performa tim sepak bola? Mari cari tahu jawabannya dengan menyimak ulasan di bawah ini!

1. Istilah new manager bounce tidak selalu menjadi kenyataan

Ruben Amorim (x.com/ManUtd)

Ada sebuah istilah yang cukup terkenal dalam sepak bola, yakni new manager bounce atau kebangkitan manajer baru. Manajer atau pelatih baru dianggap membawa energi segar yang mampu membangkitkan motivasi dalam klub. Semangat dan kepercayaan diri pemain kembali membara yang akhirnya memicu naiknya performa para pemain.

Istilah ini muncul karena nyatanya semangat baru itu benar-benar berpengaruh signifikan. Sebagai contoh, penomena ini terbukti terjadi di Premier League atau Liga Inggris antara musim 2017/2018 sampai musim 2020/2021. Dalam empat musim penuh, pergantian pelatih terhitung dilakukan sebanyak 26 kali dengan 20 di antaranya berhasil melonjak cepat.

Namun, efek kebangkitan manajer baru tidak selalu menjadi kenyataan. Beberapa pelatih tetap tidak mampu membangkitkan performa klub, bahkan sejak awal kedatangan. Salah satu contohnya saat Frank de Boer ditunjuk jadi pelatih Crystal Palace pada musim 2017/2018. Ia kalah 4 kali dalam 5 pertandingan pertamanya dan langsung dipecat.

2. Seberapa besar pengaruh pergantian pelatih pada performa tim?

Liverpool, klub Liga Inggris. (x.com/LFC)

Tidak dapat dibantah, pelatih merupakan otak utama dalam tim. Merekalah yang menentukan gaya dan arah permainan, sehingga bisa dibilang berpengaruh langsung pada performa tim. Di Liga Inggris sendiri, pelatih bahkan memiliki kuasa lebih luas seperti menentukan transfer pemain hingga mengatur rutinitas para pemain di lingkungan klub.

Meski demikian, sebuah studi dalam jurnal Biology of Sport (2021) menunjukkan bahwa pergantian pelatih hanya memberikan efek motivasi jangka pendek. Artinya, performa tim memang meningkat secara signifikan setelah pergantian dilakukan, tetapi dampaknya dapat menurun dalam jangka panjang. Latar belakang dan pengalaman pelatih nyatanya juga tidak memengaruhi keberhasilan tim.

Pergantian pelatih jelas memiliki pengaruh, tetapi dorongan kinerjanya sangat kompleks dan dibayangi oleh banyak faktor. Tinjauan sistematis terbaru dalam Biology of Sport (2024) pun menyimpulkan bahwa dampaknya bisa positif, asalkan pelatih diberi waktu yang cukup untuk menerapkan strategi dan filosofinya. Kesuksesannya juga sering kali didukung oleh kualitas skuad yang sudah ada dan dukungan dari manajemen klub.

3. Dampak yang bisa terjadi pada klub akibat pergantian pelatih

Manchester United (instagram.com/manchesterunited)

Keputusan mengganti pelatih tidak selalu didasari oleh performa klub yang terus menurun. Pelatih bisa saja diganti hanya karena ambisi manajemen klub yang terlalu tinggi. Tuntutan yang tidak dapat dipenuhi pelatih sebelumnya dibebankan kepada pelatih anyar untuk dicapai dalam waktu singkat.

Di balik itu, berikut beberapa dampak yang bisa terjadi saat klub melakukan pergantian pelatih:

  1. Para pemain harus beradaptasi dengan taktik baru yang sering kali membutuhkan waktu lama. Hal ini tidak mudah bagi beberapa pemain dengan gaya permainan berbeda.

  2. Perombakan skuad dapat memberikan kesempatan kepada para pemain yang kurang jam terbang. Sebaliknya, para pemain yang dianggap tidak sesuai dengan gaya pelatih baru terancam didepak.

  3. Dalam jangka panjang, identitas klub bisa berubah mengikuti filosofi yang dibangun oleh pelatih baru.

  4. Fondasi tim bisa kacau jika terus-menerus melakukan pergantian pelatih karena ketidakstabilan gaya permainan.

  5. Klub harus mengeluarkan dana besar untuk merekrut pelatih anyar sekaligus untuk biaya perombakan skuad.

Klub mungkin perlu melakukan pergantian pelatih pada situasi tertentu. Namun, ketika berbicara jangka panjang, dampaknya harus dipertimbangkan matang-matang. Sebab, tidak ada jaminan pelatih baru dapat memperbaiki performa tim, bahkan ketika pengalamannya tampak sangat menjanjikan.

Intinya, pergantian pelatih tidak memiliki pengaruh yang besar pada performa tim. Pengaruhnya sering kali hanya jangka pendek dan perlu didukung oleh faktor lain yang lebih kompleks dan dinamis. Pergantian bisa dilakukan hanya sebagai solusi sementara.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team