Potret Shin Tae Yong dalam latihan jelang Timnas Indonesia menghadapi China di Kualifikasi Piala Dunia 2026. (Dok. PSSI).
Selama melatih Timnas, Shin juga minim komunikasi dengan para pelatih klub Liga 1. Hal itu tampak ketika dia berseteru dengan eks pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll.
Saat itu, tepatnya awal 2023 atau ketika Timnas U-20 sedang dalam persiapan menuju Piala Asia U-20 2023. Doll kesal dengan Shin karena menerapkan pemusatan latihan (TC) jangka panjang untuk skuad U-20, yang melibatkan banyak pemain Persija.
Shin pun membalas kritik Doll, dengan menyebut Persija jangan mencari keuntungan sendiri. Dia juga menyatakan TC ini mendapatkan dukungan dari PSSI hingga Presiden Indonesia saat itu, Joko 'Jokowi' Widodo.
Puncaknya adalah ketika Doll menyebut Shin bak seorang badut usai membintangi sebuah iklan, tak menunjukkan wibawanya sebagai pelatih Timnas. Saling ejek ini berakhir usai PSSI dan Persija bertemu secara virtual, plus permintaan maaf Doll.
Uniknya, pertemuan itu tidak dihadiri Shin dan Doll secara langsung. Ini menandakan memang Shin tak punya maksud untuk bertemu langsung dengan Doll, yang juga jadi cermin sulitnya dia jumpa pelatih klub-klub Liga 1.
Masalah ini belakangan juga diungkapkan oleh gelandang Persib Bandung, Marc Klok. Komunikasi Shin kepada pemain, menurut Klok, menjadi masalah pula karena kurang bisa mengekspresikan pendapatnya.
"Saya pikir di sepak bola sekarang itu kita semua pemain punya dengan kualitas. Tetapi, apa yang paling bagus ada man management untuk bicara dengan orang, untuk kasih kepercayaan diri kepada orang. Untuk membawa atmosfernya selalu baik. Dan mungkin ini juga saya lihat waktu itu kurang," ujar Klok.