Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kepala Pelatih MilkLife Soccer Challenge, Timo Scheunemann memberikan semangat dan motivasi bagi tim yang belum meraih gelar juara untuk terus berlatih dan mengasah kemampuan si kulit bundar di lapangan hijau. (Dok. Istimewa)
Kepala Pelatih MilkLife Soccer Challenge, Timo Scheunemann memberikan semangat dan motivasi bagi tim yang belum meraih gelar juara untuk terus berlatih dan mengasah kemampuan si kulit bundar di lapangan hijau. (Dok. Istimewa)

Jakarta, IDN Times - Eks pelatih Timnas Putri Indonesia, Timo Scheunemann, menaruh perhatian besar dalam mengembangkan sepak bola putri. Dia getol blusukan atau ikut memantau talenta-talenta di daerah, baik melalui turnamen atau eksebisi.

Kini, dia dipercaya jadi Pelatih Kepala untuk pengembangan sepak bola putri. Juru taktik yang memegang lisensi kepelatihan UEFA A di Koeln, Jerman sejak tahun 2007 ini akan membawahi pemain potensial di program MilkLife Soccer Extra Training.

Program itu merupakan lanjutan dari kompetisi MilkLife Soccer Challenge. Para pemain terbaik di kompetisi tersebut, dipilih untuk mendapatkan pembinaan dalam peningkatan kemampuan.

1. Dipilih pemain terbaik untuk ajang yang bakal digelar di Kudus pada awal 2025

Coach Timo Scheunemann menyemangati para peserta turnamen. (Dok. Istimewa)

Timo mengatakan, para peserta akan mendapatkan pelatihan khusus dengan target peningkatan kemampuan dasar bermain sepak bola.

Setelah mengikuti pelatihan tersebut, akan dibentuk tim yang mewakili kota-kota penyelenggaraan kompetisi sebelumnya yang tersebar di Kudus, Jakarta, Tangerang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo dan Surabaya. 

Nantinya, mereka akan berlaga dalam MilkLife Soccer Challenge All-Stars KU12 yang rencananya digelar di Kudus, Jawa Tengah pada awal tahun 2025.

“Di setiap kota penyelenggaraan, kami menjaring 21 pemain terbaik, yang akan kami beri pelatihan khusus kemudian akan disaring kembali menjadi 14 orang,” kata Timo.

“Merekalah yang akan berlaga di MilkLife Soccer Challenge All-Stars KU 12 yang akan diselenggarakan di Kudus, awal tahun 2025. Dari kejuaraan ini, kita bisa melihat sejauh  mana pengembangan bakat dan kualitas para peserta,” lanjut dia.

2. Ajang ini menunjukkan animo besar

MilkLife Soccer Challenge - Kudus Series 3 2024 rampung digelar. (Dok. MSC)

Sebelumnya, MilkLife Soccer Challenge - Kudus Series 3 2024 rampung digelar. Di Kelompok usia (KU) 12, SDUT Bumi Kartini Jepara berhasil mempertahankan gelar juara dan di KU 10, SDN Jambean 02 Pati kembali meraih podium tertinggi.

Ajang ini menunjukkan animo besar. Total, ada  1.886 siswi dari 116 Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Dasar (SD) yang berasal dari Kota Kudus dan kota-kota di sekitarnya seperti Rembang, Pati, Jepara dan Demak. 

Meningkatnya antusiasme para peserta membuat penyelenggara menerapkan sistem turnamen 64 tim dengan tujuan meningkatkan kualitas para peserta yang bertanding. 

Dengan sistem ini, setiap kelompok usia akan berisikan 64 tim terbaik yang berasal dari 32 tim yang sudah pernah ikut serta dalam gelaran MilkLife Soccer Challenge seri sebelumnya, dan 32 tim yang lolos babak kualifikasi.

Jumlah ini meningkat pesat dibandingkan penyelenggaraan series 2 yang diikuti oleh 1.050 peserta dari 62 MI dan SD pada Juni lalu. Kala itu, ada 37 tim KU 10 dan 57 tim KU 12 yang berburu gelar juara.

3. Tolok ukur pertumbuhan ekosistem sepak bola putri level usia dini

MilkLife Soccer Challenge - Kudus Series 3 2024 rampung digelar. (Dok. MSC)

Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin mengatakan, Kudus dan kota-kota penyelenggaraan lainnya diharapkan dapat menjadi tolok ukur pertumbuhan ekosistem sepak bola putri level usia dini. 

Untuk itu, ia mengapresiasi konsistensi para peserta serta dukungan sekolah dan orangtua yang telah ambil bagian dalam turnamen ini.

“Tahun lalu ketika kami memulai MilkLife Soccer Challenge di Kudus, kami memancang harapan tinggi bahwa Kudus dan kota-kota penyelenggaraan lainnya bisa menjadi lokomotif yang menggerakkan ekosistem sepak bola putri agar berputar kembali,” ujar Yoppy.

Tahun ini, kami optimistis harapan itu bisa terwujud di masa mendatang melihat dari tingginya antusiasme para peserta dan dukungan orang tua serta sekolah terhadap cabang olahraga ini,” sambung dia.

Editorial Team