Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
tampilan kursor miring ke kiri
tampilan kursor miring ke kiri (unsplash.com/Liam Briese)

Intinya sih...

  • Kursor miring memudahkan visibilitas di layar komputer jadul

  • Fungsi hotspot dan akurasi klik menjadi lebih optimal

  • Kursor tetap miring karena konvensi dan tradisi yang telah mengakar kuat dalam dunia teknologi

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mungkin kini hampir tiap hari kamu berhadapan dengan kursor mouse, si panah mungil yang selalu miring ke kiri pada layar komputer. Desain asimetris ini sudah sangat ikonik dan menjadi standar tampilan di berbagai sistem operasi, baik itu Windows maupun Mac. Siapa sangka, bentuk miring yang unik ini ternyata memiliki sejarah yang cukup menarik dan lahir dari keterbatasan teknis.

Bukan sekadar pilihan gaya, keputusan memiringkan kursor mouse 45 derajat adalah solusi cerdas yang diterapkan untuk mengatasi masalah visibilitas di era komputer jadul. Inovasi yang diciptakan Xerox PARC ini memastikan kursor mudah ditemukan, sekaligus meningkatkan akurasi saat kamu mengeklik target di layar. Yuk, telusuri mengapa panah kursor mouse di komputermu harus miring dan dipertahankan hingga sekarang!

1. Kursor miring lebih mudah dilihat di layar komputer jadul

tampilan kursor miring ke kiri (Santo Graciela, Femia Guillermo, Femia Norberto, CC BY 3.0 <https://creativecommons.org/licenses/by/3.0>, via Wikimedia Commons)

Douglas Engelbart, penemu mouse, awalnya merancang kursor agar tegak lurus menunjuk ke atas. Namun, ketika sistem antarmuka grafis (GUI) Xerox PARC mulai dikembangkan, desain lurus tersebut segera diubah. Perubahan ini dipicu oleh kendala pada monitor komputer medio 1970-an dan 1980-an yang punya resolusi sangat rendah.

Pada layar beresolusi rendah, panah yang lurus dan vertikal ternyata sangat mudah "hilang" atau tenggelam di antara teks dan garis-garis latar belakang. Tim insinyur Xerox PARC pun harus mencari cara agar kursor lebih menonjol dan gampang dikenali pengguna. Mereka menemukan bahwa memiringkan panah 45 derajat adalah solusi efektif untuk masalah visibilitas ini.

Desain diagonal 45 derajat ternyata lebih mudah digambar secara komputasi pada tampilan piksel yang terbatas saat itu. Pola miring ini menciptakan kontras yang melawan elemen layar lain yang mayoritas berbentuk tegak lurus. Sebuah paper Xerox tahun 1981 juga menjelaskan, panah miring terlihat lebih tajam di layar pengguna.

Panah miring menjadi lebih jelas karena susunan pikselnya mampu menciptakan tepi vertikal yang lurus pada bagian kepala panah itu sendiri. Bart Gijssens, seorang pengembang perangkat lunak, juga menjelaskan kepada Stack Exchange bahwa bentuk miring itu lebih mudah dikenali daripada kursor lurus di layar jadul. Artinya, solusi desain yang cerdas ini adalah inovasi yang lahir murni dari keterbatasan teknis.

2. Fungsi hotspot dan akurasi klik jadi lebih optimal

tampilan kursor (unsplash.com/Liam Briese)

Selain mengatasi masalah visibilitas di layar jadul, kursor mouse miring juga menawarkan keunggulan fungsional dalam pengalaman pengguna (UX). Manfaat ini terkait dengan konsep hotspot, yaitu titik input klik yang sangat penting. Hotspot ini adalah satu piksel tunggal yang mencatat aksi saat kamu menekan tombol mouse.

Pada kursor miring yang asimetris, titik akurat (hotspot) ini ditempatkan pada ujung panah yang paling runcing. Ini memastikan pengguna tahu persis di mana titik interaksi yang akan memicu klik. Jika kursor dibuat simetris, titik klik biasanya berada di tengah.

Desain kursor simetris dengan hotspot di tengah justru akan membuat seluruh badan panah menutupi objek yang ingin kamu klik. Artinya, kursor miring ini lebih efektif untuk memastikan kamu bisa melihat target yang sedang dituju saat melakukan klik. Desain ini menekankan efisiensi karena titik klik tidak terhalang oleh badan kursor.

Sudut miring 45 derajat juga dianggap membantu mengarahkan mata dan otak pengguna ke titik fokus interaksi di layar. Dilansir UX Pickle, konon bentuk miring ke kiri ini juga terasa intuitif karena mirip perpanjangan alami dari posisi tangan yang memegang mouse. Hal ini membuat interaksi antarmuka terasa lebih menyatu dengan gerakan jari telunjuk.

3. Kenapa kursor miring ini dipertahankan hingga sekarang?

ilustrasi kerja kantor (unsplash.com/John)

Saat ini, batasan piksel tidak lagi jadi persoalan, dan kita hidup di era monitor Ultra HD, bahkan 4K. Secara teknis, memang tidak ada lagi keharusan bagi kursor untuk tetap miring di perangkat modern. Namun, kursor mouse tetap miring karena adanya konvensi dan tradisi yang telah mengakar kuat dalam dunia teknologi.

Setelah digunakan selama puluhan tahun, kursor miring telah menjadi standar yang sangat akrab bagi miliaran pengguna di seluruh dunia. Mengubah ikon yang sudah mengakar kuat ini sekarang hanya akan menimbulkan kebingungan dan mengganggu pengalaman pengguna. Menurut MUO, jika kita sudah punya layar HD di tahun 1980-an, kursor kita mungkin akan terlihat berbeda.

Desain miring ini dengan cepat menjadi standar di seluruh industri. Konvensi ini diadopsi secara luas oleh sistem operasi perintis seperti Xerox PARC, dan diikuti oleh pemain besar seperti Apple dan Microsoft. Konvensi yang dimulai di awal mula GUI ini terus disalin oleh sebagian besar sistem operasi terbaru. Desain kursor miring membuktikan bahwa solusi kreatif bisa lahir dari keterbatasan dan menjadi standar yang bertahan puluhan tahun.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team