Ketika mendengar kata Chromebook, banyak orang langsung mengaitkannya dengan laptop murah yang dirancang untuk bekerja secara online. Padahal, di balik kesederhanaannya, Chromebook sejatinya berbasis kernel Linux yang sama dengan distro populer seperti Ubuntu atau Fedora. Hanya saja, cara kerja dan pengalaman penggunaannya sangat berbeda dari laptop Linux tradisional.
Perbedaan ini membuat Chromebook sering dianggap sebagai Linux versi sederhana yang dikendalikan penuh oleh Google. Sementara itu, laptop berbasis Linux lainnya menawarkan fleksibilitas dan kebebasan ekstrem untuk penggunanya. Agar lebih jelas, berikut tujuh perbedaan utama Chromebook dibandingkan laptop Linux pada umumnya.