Cuplikan mekanisme kombat dari Metaphor: ReFantazio. (dok. Atlus/Metaphor: ReFantazio)
Gak hanya alur cerita dan visualnya saja, Metaphor: ReFantazio juga best overall sebagai game RPG. Pasalnya, ia juga menyabet gelar Best RPG di The Game Awards 2024. Tentunya cerita dan visual menjadi faktor terbesar dalam kemenangan ini. Namun, penggemar juga gak bisa mengabaikan elemen lainnya. Dari segi mekanisme gameplay, Metaphor: ReFantazio hadirkan kombinasi untuk antara turn-based combat dan action hack and slash. Ini cukup seru.
Selain itu, game ini turut hadirkan skor dan musik yang juga gak kalah memukau. Shoji Meguro yang dikenal karena musik-musiknya dalam waralaba Persona, memakai bahasa fiktif dalam meracik musik game ini. Ia terinspirasi dari Esperanto, bahasa buatan ciptaan dokter Polandia, Ludwik Lejzer Zamenhof yang dibuat pada 1887. Meski tidak menang, masuknya game ini dalam nominasi Best Score and Music dan Best Game Direction juga menjadi bukti bahwa game ini memang RPG terbaik tahun ini. Mampu mengalahkan Elden Ring: Shadow of the Erdtree, Final Fantasy VII: Rebirth, dan Dragon's Dogma 2 dalam kategori RPG adalah pencapaian yang luar biasa, lho!
Dari enam nominasi penghargaan yang diikuti, Metaphor: ReFantazio berhasil menjuarai tiga. Sebuah pencapaian yang luar biasa, bukan? Kesuksesan game standalone Atlus ini kemungkinan akan membuka gerbang untuk sekuel. Patut dinantikan, ya!