Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
cuplikan pertarungan dalam Bloody Roar 4 (dok. Hudson Soft/Bloody Roar 4)

PlayStation (PS) merupakan konsol game yang sangat diminati. Selama perjalanannya, PS telah melahirkan berbagai game fighting populer. Kamu mungkin familier dengan waralaba Tekken, Mortal Kombat, dan Street Fighter yang terus berkarya dengan judul-judul baru.

Sayangnya, ada beberapa game fighting yang tak dapat bersaing dan terpaksa menghentikan penjualan serta pengembangannya. Padahal, mereka punya potensi untuk dikembangkan seperti banyak game fighting populer yang masih eksis. Apa saja?

1.Tobal No. 1 (1996—1997)

cuplikan game Tobal No. 1 (dok. Square/Tobal No. 1)

Pada zaman PS1, ada game Tobal No. 1 yang dikembangkan Dream Factory dan Square. Game ini berlanjut ke Tobal 2 (1997). Sekuel tersebut mendapat banyak pujian dari pemain.

Tobal No. 1 memungkinkan kamu untuk mengendalikan karakter pada area pertarungan berformat 3D dengan bebas. Pada sekuelnya, gerakan karakternya cukup bervariasi diimbangi dengan grafik yang lebih bagus. karena itu, Tobal 2 berhasil menggaet banyak pemain dan penggemar pada masanya. Karena hanya melahirkan dua judul dan dikembangkan pada awal masa PS, game ini terlupakan bagi yang tidak memainkan PS1.

2. Kengo (2000—2004)

cuplikan pertarungan dalam game Kengo: Master of Bushido (dok. Ubisoft/Kengo: Master of Bushido)

Kengo merupakan waralaba game fighting yang merupakan penerus dari waralaba Bushido Blade (1997—1998). Game ini dimulai dengan judul Kengo: Master of Bushido (2000) dan berlanjut ke Kengo 2: Legacy of the Blade (2002), Kengo 3 (2004), dan Kengo: Legend of the 9 (2007). Kengo menggunakan gaya pertarungan khas samurai yang bersenjatakan pedang. 

Setiap judul menawarkan peningkatan dan sistem pertarungan yang lebih bervariasi serta inovatif. Sayangnya, game dengan potensi yang bagus seperti Kengo kalah jauh secara popularitas dengan game fighting lainnya. Pemasaran yang terbatas pada platform PlayStation 2 (PS2) dan Xbox 360 mengakibatkan waralaba ini menghilang dari pasaran.

3.Bloody Roar (1997—2003)

cuplikan Bloody Roar 4 (dok. Hudson Soft/Bloody Roar 4)

Bloody Roar merupakan game fighting yang dikembangkan Hudson Soft. Game ini telah melahirkan lima judul sejak berdiri pada 1997. Ciri khas game ini ialah mengubah karakternya menjadi binatang, seperti serigala, serangga, dan singa.

Pada 2020, Konami selaku perusahaan yang mengakuisisi Hudson Soft dikabarkan mengajukan merek dagang baru untuk Bloody Roar. Namun, sampai sekarang belum ada informasi lebih lanjut mengenai nasib waralaba ini. Para penggemar berharap Konami mampu memberikan sentuhan modern bagi Bloody Roar agar dapat bersaing dengan game fighting lainnya.

4.Def Jam (2003—2013)

cuplikan pertarungan dalam Def Jam: Fight for NY (dok. EA/Def Jam: Fight for NY)

Game ini dikembangkan oleh EA dan telah melahirkan empat judul. Def Jam: Fight for NY (2004) merupakan sekuel dari game Def Jam Vendetta (2003) dan menjadi masa keemasan dari waralaba ini. Game ini memadukan fighting dan musik rap yang menjadi ciri khas Def Jam

Waralaba ini terus berlanjut dengan judul Def Jam: Icon (2007) dan Def Jam: Rapstar (2010). Tidak seperti dua game pendahulunya, Def Jam: Icon dan Def Jam: Rapstar kurang menarik perhatian. Sejak saat itu, waralaba ini tak pernah merilis game baru hingga sekarang.

5.Darkstalkers (1994—2013)

kover game Darkstalkers Resurrection (dok. Capcom/Darkstalkers Resurrection)

Capcom banyak mengembangkan game fighting yang unik. Selain Street Fighter, mereka juga mengembangkan game Darkstalkers bertema gotik. Waralaba ini telah melahirkan empat game yang dapat dimainkan di PS, yakni Darkstalkers: The Night Warriors (1994), Night Warriors: Darkstalkers’ Revenge (1995), Darkstalkers 3 (1997), dan Darkstalkers Resurrection (2013).

Game Darkstalkers Resurrection mendapat banyak pujian dan dukungan dari penggemar. Setelah itu, Darkstalkers menghilang dari peredaran dan sebagian dari karakternya kerap melakukan crossover, seperti Namco x Capcom (2005) dan TEPPEN (2019). Kamu masih bisa menikmati salah satu game klasiknya dalam Capcom Fighting Collection (2022).

Kebanyakan game ini menghilang dari pasaran karena kalah saing game fighting populer dan kurangnya promosi dari developer serta penerbit. Apakah mereka bisa bangkit? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team