Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
KeyArtSplash2Fast.jpg
Sword of the Sea (dok. Giant Squid)

Intinya sih...

  • Lost in Random: The Eternal Die - Roguelite isometrik dengan gaya visual menarik dan ramah pemain awam.

  • Ender Magnolia: Bloom in the Mist - Sekuel Ender Lillies dengan sistem combat unik dan pertarungan bos sulit.

  • Look Outside - Game horor RPG garapan satu orang yang tidak boleh dilewatkan begitu saja.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Daftar nominasi untuk setiap kategori penghargaan di The Game Awards 2025 sudah diumumkan dan terasa ada yang sedikit mengganjal, terutama untuk ranah game indie. Game-game yang dinominasikan di kategori Best Indie Game dan Best Debut Indie Game memang bagus, meski game seperti Clair Obscur: Expedition 33 sebenarnya sudah terlalu mendekati game AAA. Diluar itu, ada cukup banyak game indie apik yang seharusnya mendapat apresiasi lebih dengan masuk nominasi salah satu dari dua kategori tersebut. Game apa saja itu? Berikut daftarnya.

1. Lost in Random: The Eternal Die

Lost in Random: The Eternal Die memang kalah pamor dibanding Hades 2 yang tahun ini dirilis secara penuh, tapi game roguelite isometrik di mana pemain harus sempurna sekali jalan ini merupakan salah satu yang terbaik di luar Hades. Meski tidak sedalam, serumit atau sesulit Hades 2, justru di situlah nilai jualnya. Game ini lebih ramah pemain awam, dibalut gaya visual yang menarik dan memadukan berbagai genre menjadi satu. Setelah menamatkannya, pemain juga bisa mengakses modifier tingkat kesulitan dan mencoba menyelesaikannya lagi dalam kondisi yang jauh lebih menantang.

2. Ender Magnolia: Bloom in the Mist

Ender Magnolia: Bloom In The Mist merupakan sekuel dari Ender Lillies: Quietus Of The Knights yang sebelumnya juga dipuji banyak pemai. Game ini sempat dirilis secara early access pada 2024 sebelum dirilis penuh awal tahun. Mengusung gaya side-scrolling dengan perpaduan metroidvania, RPG dan Soulslike, game ini menyajikan visual dan soundtrack yang indah, tapi dibalik itu semua tersimpan pertarungan melawan bos yang sulit. Keunikan utama game ini ada pada sistem combat-nya di mana sang protagonis utama yaitu Lilac, tidak menyerang langsung melainkan memanggil summon untuk melakukan semua serangan.

3. Look Outside

Look Outside merupakan contoh sukses game garapan satu orang layaknya Undertale, Axiom Verge, Stardew Valley, atau Balatro, dengan Francis Coulombe sebagai sang developer solo. Sayangnya, game ini belum sepopuler game-game garapan developer solo lain, padahal di beberapa media gaming ternam masuk kedalam salah satu game indie terbaik tahun ini. Look Outside sendiri pada dasarnya adalah game horor RPG yang bisa membuat tidak nyaman dengan cara yang menarik dan paling seru dinikmati tanpa terlalu banyak spoiler. Tidak ada alasan untuk tidak menjajal game hidden gem ini.

4. The Séance of Blake Manor

Rilis Oktober kemarin, The Séance Of Blake Manor mendapat sambutan yang luar biasa dari pemain dan kritikus. Game ini menyandang status “Overwhelmingly Positive” di Steam dan skor 92 di OpenCritic, hanya kalah dari Hades 2 dan sejajar dengan Clair Obscur: Expedition 33. Dari segi suasana dan gaya visualnya, banyak yang menyamakan game ini dengan Blue Prince dan sedikit sentuhan Return Of The Obra Dinn, tapi tetap berhasil membawa karakter yang unik. Singkatnya, The Séance Of Blake Manor merupakan game detektif penuh teka-teki yang benar-benar tidak boleh dilewatkan begitu saja.

5. Bionic Bay

Meski sering disandingkan dengan Limbo, Bionic Bay justru lebih mirip Portal versi 2D. Game ini bisa membuat pemain merasa jenius ketika berhasil memanfaatkan kemampuan unik untuk memecahkan teka-teki, tapi langsung merasa bodoh sendiri ketika tangan tidak sanggup mengikuti otak untuk melalui rintangan platforming yang sulit. Kreatornya yaitu Juhana Myllys bahkan menyebut game ini sebagai game “ragebait”. Terlepas dari itu semua, gaya visual Bionic Bay yang memadukan pixel-art dengan gambar tangan tampak luar biasa detail dan indah. Game ini siap memukau siapapun yang memainkannya.

6. Citizen Sleeper 2: Starward Vector

Citizen Sleeper sudah luar biasa dan sekuelnya yaitu Citizen Sleeper 2: Starward Vector menawarkan pengalaman bermain yang sama kerennya. Game yang disebut sebagai game RPG berbasis dadu ini memiliki mekanisme gameplay khas yang membuatnya beda dari game lain. Bagi pemain yang menyukai tema sci-fi, mencari game dengan cerita yang mendalam dan tidak keberatan banyak membaca, Citizen Sleeper sangat direkomendasikan. Di game ini, setiap keputusan yang diambil selalu punya konsekuensi dan sebagai protagonis, tugas pemain adalah mengatur langkah dan memilih jalan terbaik di setiap situasi.

7. Sword of the Sea

Cukup mengejutkan ketika game indie seapik Sword of the Sea sama sekali tidak masuk nominasi di The Game Awards 2025. Dikerjakan oleh developer yang sebelumnya membuat Abzu dan The Pathless, sempat ada rasa percaya diri bahwa game ini akan masuk di beberapa kategori, entah itu Best Indie, Best Art Design atau Best Music. Padahal, game ini menawarkan visual yang luar biasa, soundtrack garapan Austin Wintory yang benar-benar memukau dan mekanisme surfing/skateboarding/sandboarding yang dibangun dari pondasi Journey untuk menciptakan pengalaman bermain yang seru dari awal sampai akhir.

Demikian tadi ulasan mengenai beberapa game indie apik yang harusnya masuk nominasi di The Game Awards 2025. Dari 7 game di atas, mana yang menurutmu paling layak memenangkan penghargaan Best Indie Game?

Editorial Team