cuplikan game Red Dead Redemption 2 (dok. Rockstar/Red Dead Redemption 2)
Setelah Arthur meninggal, Mary masih bisa ditemukan di epilog, berdiri di makamnya, menatap batu nisan tanpa berkata apa-apa. Pemandangan itu jadi salah satu momen paling sunyi, tapi paling kuat di seluruh permainan. Tidak ada musik, tidak ada dialog, hanya keheningan dan rasa kehilangan yang mendalam.
Beberapa percaya Mary datang bukan hanya untuk berduka, melainkan untuk mengucapkan selamat tinggal kepada dirinya sendiri yang dulu mencintai Arthur. Dalam arti tertentu, Mary adalah satu-satunya orang yang benar-benar tahu siapa Arthur Morgan sebenarnya. Bukan penjahat, bukan pembunuh, melainkan pria yang ingin dicintai dan diperbaiki meski datangnya sudah terlambat.
Kisah Mary Linton alias Mary Gillis dan Arthur Morgan adalah potret cinta yang tak mendapat kesempatan kedua. Di tengah dunia yang keras dan penuh peluru, hubungan mereka menjadi simbol kemanusiaan dan kesedihan yang sunyi. Mary bukan hanya masa lalu Arthur. Ia adalah cerminan dari hidup yang bisa dimiliki Arthur andai memilih jalan lain.
Tiap pertemuan, tiap surat, dan tiap kata yang tak terucap di antara mereka membuat kisah ini terasa hidup meski berakhir tragis. Dalam dunia Red Dead Redemption 2, cinta Mary adalah satu-satunya hal yang tidak bisa dicuri, dikhianati, atau ditebus. Ia tetap abadi, di hati Arthur, dan di hati pemain yang menyaksikan kisah mereka.