5 Game Mobile Gagal Bersaing di Tengah Dominasi MLBB dan FF

Intinya sih...
Marvel Super War: Hype awal tidak bertahan lama karena kurangnya update konten dan masalah balancing karakter.
Lokapala: Grafis belum optimal, kontrol kaku, dan jumlah pemain aktif minim membuat game ini sulit bersaing.
Extraordinary Ones: Minim promosi, server bermasalah, update jarang, dan sistem matchmaking tidak seimbang membuat pemain pindah ke game lain.
Dunia game mobile terus berkembang pesat, apalagi di Indonesia. Dua nama besar seperti Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) dan Free Fire (FF) jadi raja di industri ini, terutama di kalangan gen Z dan komunitas esports. Namun di balik kesuksesan dua game itu, banyak judul lain yang mencoba ikut meramaikan pasar, tapi akhirnya gagal bersaing.
Beberapa di antaranya sempat booming saat awal rilis, bahkan digadang-gadang sebagai “pesaing serius” MLBB atau FF. Sayangnya, banyak yang tumbang karena berbagai alasan, seperti kurang promosi, balancing karakter yang buruk, hingga server yang gak stabil. Berikut ini adalah deretan game mobile gagal bersaing di tengah dominasi MLBB dan FF.
1. Marvel Super War
Game MOBA bertema superhero ini punya potensi besar sejak awal perilisannya. Dengan lisensi resmi dari Marvel dan tampilan grafis yang memukau, game ini berhasil menarik perhatian banyak pemain. Mereka tertarik karena bisa memainkan karakter ikonik seperti Iron Man, Thor, dan Deadpool dalam gameplay yang mirip dengan MLBB.
Sayangnya, hype tersebut tidak bertahan lama di kalangan gamer. Kurangnya update konten, balancing antar karakter yang bermasalah, serta minimnya perkembangan komunitas membuat pemain perlahan mulai meninggalkan game ini. Kini, Marvel Super War sudah tidak sepopuler dulu dan sulit bersaing dengan MOBA yang lebih mapan di pasar mobile.
2. Lokapala
Lokapala dikenal sebagai MOBA buatan Indonesia pertama yang mengangkat tema budaya Nusantara. Kehadirannya sempat menarik perhatian karena didukung langsung oleh pemerintah dalam beberapa ajang esports nasional. Konsep yang diusung tergolong unik dan memperlihatkan potensi besar dari industri game lokal.
Sayangnya, dari segi gameplay dan pengalaman pengguna, Lokapala masih belum mampu bersaing dengan game-game MOBA populer lainnya. Banyak pemain mengeluhkan grafis yang belum optimal, kontrol yang terasa kaku, dan jumlah pemain aktif yang minim. Hal ini berdampak pada sistem matchmaking dan membuat komunitas game ini makin terbatas, hanya tersisa kalangan pemain loyal saja.
3. Extraordinary Ones
Dengan visual ala anime dan karakter bergaya chibi, Extraordinary Ones awalnya cukup menarik perhatian gamer, terutama pecinta budaya Jepang. Game ini menawarkan gaya MOBA yang terasa menyegarkan dan berbeda dari game sejenis. Desain karakter yang lucu dan dunia yang penuh warna membuat pengalaman bermain jadi lebih menyenangkan.
Sayangnya, promosi yang minim membuat game ini kurang dikenal di kalangan pemain. Masalah teknis seperti server yang sering bermasalah juga menurunkan kualitas gameplay secara keseluruhan. Ditambah dengan update yang jarang dan sistem matchmaking yang tidak seimbang, pemain akhirnya memilih pindah ke game yang lebih stabil.
4. Arena of Valor (AOV)
AOV sempat menjadi lawan sepadan bagi MLBB, terutama di era awal game MOBA mobile. Dengan grafis yang berkualitas dan dukungan turnamen internasional berskala besar, game ini mampu menarik perhatian pemain dari berbagai negara. Di Indonesia sendiri, AOV sempat memiliki komunitas yang cukup aktif dan kompetitif.
Namun dalam beberapa tahun terakhir, pamornya mulai merosot secara perlahan. Update yang tidak terlalu rutin membuat pemain merasa bosan dan kurang tertarik untuk kembali bermain. Komunitas yang semakin mengecil serta waktu matchmaking yang lama juga menjadi alasan banyak pemain beralih ke game lain.
AOV saat ini memang masih bertahan dan tetap memiliki basis pemain setia. Namun eksistensinya sudah tidak sekuat dulu dan sulit bersaing dengan dominasi MLBB di pasar Indonesia. Tanpa pembaruan strategi dan inovasi besar, AOV berisiko terus tertinggal dari kompetitor utamanya.
5. Onmyoji Arena
Menggabungkan elemen mitologi Jepang dengan gameplay MOBA, Onmyoji Arena menghadirkan pengalaman bermain yang artistik dan berbeda. Game ini menampilkan animasi karakter yang detail dan penuh estetika khas Jepang. Hal ini membuatnya sangat menarik bagi penggemar budaya Jepang maupun pemain yang menyukai visual unik.
Sayangnya, gameplay-nya dianggap terlalu kompleks bagi sebagian pemain, terutama pemula. Sistem kontrol dan strategi dalam game ini cukup rumit, sehingga tidak semua orang bisa langsung beradaptasi. Selain itu, promosi yang minim dan komunitas yang kecil membuat game ini sulit bersaing di pasar yang sangat kompetitif.
Di dunia game mobile yang persaingannya super ketat, menjadi keren di awal aja gak cukup. Tanpa komunitas yang solid, update rutin, dan pengalaman main yang seru, sebuah game bisa cepat tenggelam meski awalnya ramai. Deretan game mobile gagal bersaing di tengah dominasi MLBB dan FF menjadi pengigat bahwa untuk bertahan lama, sebuah game harus terus adaptif dan mengerti apa yang dibutuhkan pemain, bukan cuma sekadar tampil beda. Kompetitif dan komunitas juga harus terus dikembangkan jika ingin bertahan lama di industri esports ini.