Masa menjelang perilisan game sering kali jadi momen sulit bagi developer untuk meyakinkan pemain di seluruh dunia. Tidak jarang, pemain langsung meremehkan atau menolak mencoba game baru karena merasa game tersebut tidak menarik jika dilihat dari trailer yang dirilis. Padahal setelah diluncurkan, sejumlah game tersebut justru berhasil membuktikan diri punya kualitas, menemukan penggemar yang menghargai kerja keras developer dan bahkan melampaui ekspektasi meski di awal sempat dianggap bakal gagal. Berikut 7 di antaranya.
Lampaui Ekspektasi, 7 Game Ini Awalnya Diprediksi Bakal Gagal

Intinya sih...
Fortnite berhasil meledak dengan mode Battle Royale, menjadikannya salah satu game paling populer dan penting di industri gaming.
Silent Hill 2 versi remake membuktikan bahwa game remake bisa setia pada visi original-nya sambil memberikan pengalaman imersif untuk pemain modern.
Borderlands sukses melahirkan subgenre looter shooter dan tampil berbeda di antara game sejenisnya dengan perpaduan elemen RPG dan FPS dalam dunia semi-terbuka.
1. Fortnite
Fortnite pertama kali diumumkan pada 2011 sebagai game co-op survival di mana pemain bekerja sama mempertahankan markas dari serangan zombie, sebuah konsep yang kala itu terdengar biasa saja dan diperkirakan akan cepat dilupakan. Namun, semuanya berubah ketika Fortnite menambahkan mode Battle Royale. Mode itu meledak dan terus dikembangkan lewat chapter, musim, meta dan kolaborasi baru, sementara mode survival-nya tersisihkan menjadi Save the World. Kini Fortnite telah menjadi sangat populer dan salah satu pilar penting di industri gaming.
2. Silent Hill 2
Banyak pemain yang ragu ketika Konami mengumumkan bahwa Bloober Team akan menggarap versi remake dari salah satu game horor terbaik sepanjang masa, Silent Hill 2. Banyak yang khawatir daya tarik game original-nya akan rusak oleh perubahan yang tidak perlu, seperti sistem combat baru atau alur cerita yang dirubah. Namun kekhawatiran itu terbukti salah di mana Silent Hill 2 versi remake yang rilis tahun lalu, justru menunjukkan bagaimana game remake bisa tetap setia pada visi game original-nya sembari menghadirkan pengalaman yang lebih imersif untuk pemain modern.
3. Marvel’s Guardians of the Galaxy
Ketika James Gunn memperkenalkan Guardians of the Galaxy pada 2014, tak ada yang menyangka bahwa film itu akan sukses besar hingga melahirkan dua film lanjutan. Sayangnya, ketika game Marvel’s Guardians of the Galaxy diumumkan, respon pemain justru biasa saja. Banyak yang tak tertarik dengan cerita original yang tidak canon dengan MCU, apalagi setelah reputasi buruk Marvel’s Avengers garapan Square Enix. Akibatnya, meski para pemain berakhir memujinya ketika dirilis, kabar positif itu tidak berbanding lurus dengan jumlah pemain dan game ini pun berakhir kurang mendapat perhatian yang sebenarnya layak diterimanya.
4. Borderlands
Di awal, para analis dan pemain mengira Borderlands bakal gagal. Bahkan CEO Gearbox Software selaku developer game ini yaitu Randy Pitchford sempat mengatakan bahwa Take-Two seperti “mengirimnya untuk mati”. Namun kenyataannya berbalik 180 derajat. Borderlands sukses melahirkan subgenre looter shooter di mana pemain suka menjelajahi Pandora yang liar sekaligus konyol untuk berburu item loot, menjalankan misi dan bertarung habis-habisan. Perpaduan elemen RPG dan FPS dalam dunia semi-terbuka, ditambah gaya visual cel-shaded membuat Borderlands tampil berbeda diantara game sejenisnya.
5. Death Stranding
Death Stranding sebenarnya cukup jelas dengan visi dan konsep yang diusungnya, tapi sebagian pemain yang berharap game yang lebih mirip Metal Gear Solid merasa kecewa. Cuplikan gameplay yang fokus pada mengantarkan paket dan berjalan jauh sempat membuat banyak pemain ragu karena terlihat minim aksi dan membosankan. Namun, setelah pemain benar-benar menjajalnya, banyak yang malah menyukainya karena gameplay loop yang memuaskan seperti ketika berhasil menaklukkan medan yang sulit dana berhadapan dengan BT yang notabene sangat menegangkan.
6. Demon’s Souls
Genre Soulslike yang saat ini begitu terkenal berawal dari Demon's Souls. Game ini jadi pondasi game aksi fantasi yang menantang, dengan desain gameplay yang mirip Metroidvania namun dibalut elemen RPG. Menariknya, Sony sebagai publisher ternyata sempat tidak percaya diri dengan game ini. Mereka menganggap tingkat kesulitannya terlalu tinggi, mekanisme gameplay-nya membingungkan dan bahkan, mantan presiden SIE – Shuhei Yoshida sempat menyebutnya “sampah”. Pada akhirnya, game ini menemukan penikmatnya sendiri sekaligus membuktikan bahwa tingkat kesulitan yang tinggi itulah yang justru menjadi daya tarik utamanya.
7. The Legend of Zelda: Wind Waker
The Legend of Zelda menjadi salah satu seri game paling dicintai, dengan game klasik seperti Ocarina of Time dan Majora's Mask yang menjadi bagian penting serinya. Nintendo selaku developer/publisher memang jarang betah dengan satu formula saja, sehingga ketika Wind Waker diumumkan, respon negatif pun bermunculan. Banyak pemain langsung mengkritiknya karena gaya visualnya yang kartunis dinilai terlalu “kekanak-kanakan”. Seiring berjalannya waktu, pandangan itu berubah dan Wind Waker akhirnya diakui sebagai salah satu game Zelda yang paling berkesan.
Demikian tadi ulasan mengenai beberapa game yang awalnya diprediksi bakal gagal tapi malah lampaui ekspektasi. Pernah memainkan game-game di atas?