Jumlah Pemainnya Sedikit, 7 Game AAA Ini Gagal Total di Steam

- Payday 3 gagal total di Steam karena rilisnya berantakan dan jumlah pemain tidak pernah pulih.
- Assassin's Creed Shadows kurang menarik dibanding Ghost of Tsushima, membuatnya gagal mencapai ekspektasi pemain.
- Diablo 4 hanya mencatatkan sekitar 55 ribu pemain bersamaan di Steam dan kini tinggal sekitar seperlimanya yang aktif tiap hari.
Tidak semua game bisa berakhir sebagai kisah sukses yang memikat hati pemain dan kritikus. Sebagian game AAA yang tersedia di PC justru keluar dengan hasil yang mengecewakan, baik dari segi penjualan maupun jumlah pemain aktif. Game-game tersebut sebenarnya tidak selalu buruk secara kualitas, tetapi gagal mencapai target pasar dan angka pemain yang dibutuhkan untuk bisa dianggap sebagai game sukses. Akibatnya, game-game itu masuk kategori “flop” di Steam dan tidak mampu mempertahankan dukungan jangka panjang seperti yang diharapkan. Berikut 7 di antaranya.
1. Payday 3
Payday 3 sebenarnya datang dengan harapan besar setelah penantian sekitar satu dekade sejak Payday 2, apalagi banyak sistem dan mekanisme gameplay barunya terlihat seperti loncatan besa. Namun, rilisnya berantakan karena always-online. Alhasil, mabar dengan teman susah, bermain solo pun membuat frustasi dan misi perampokan yang tersedia dirilis sangat sedikit. Akibatnya, banyak pemain yang sempat mencoba langsung balik lagi memainkan Payday 2, dan jumlah pemain Payday 3 tidak pernah benar-benar pulih, di mana kini hanya berkisar ratusan orang online sekaligus.
2. Assassin’s Creed Shadows
Selama bertahun-tahun, para pemain berharap Ubisoft membuat game Assassin's Creed berlatar Jepang feodal, tetapi keinginan itu diwujudkan lebih dulu oleh Sucker Punch lewat Ghost of Tsushima yang dinilai jauh lebih berhasil. Game tersebut lebih baik dari sisi combat, keindahan dunia hingga ceritanya yang menyentuh, dibanding Assassin's Creed Shadows yang terasa kurang menarik karena Ubisoft terus mengulang formula yang sama. Konsep dua karakter utama yaitu samurai dan shinobi sebenarnya terdengar menjanjikan, tetapi akhirnya tenggelam oleh ekspektasi pemain yang sudah rendah.
3. Diablo 4
Diablo dikenal luas sebagai salah satu pelopor game aksi RPG yang memadukan gameplay dungeon crawler dan tema fantasi gelap dengan sistem loot yang adiktif dan punya nilai replayability yang tinggi. Setelah lama vakum sejak Diablo 3, banyak pemain berharap Diablo 4 bisa jadi babak baru untuk genre aksi RPG, petualangan dan MMO. Namun ketika rilis pada 2023, justru terasa bahwa genre-genre tersebut sudah jadi jauh lebih niche, tersisih oleh game CRPG dan game RPG modern lain. Alhasil, Diablo 4 hanya bisa mencatatkan sekitar 55 ribu pemain bersamaan di Steam dan kini tinggal sekitar seperlimanya yang aktif tiap hari.
4. Marvel’s Avengers
Setelah cukup lama absen dari ranah game AAA, Marvel kembali lewat Marvel’s Spider-Man di PS4 yang sukses besar dan mengangkat lagi nama Marvel di luar film. Untuk melanjutkan momentum itu, Marvel bekerja sama dengan Square Enix dan Crystal Dynamics untuk menggarap Marvel’s Avengers, game aksi petulangan berformat live-service yang menjanjikan pengalaman menjadi para anggota Avengers dengan kualitas visual yang memukau. Sayangnya di balik visualnya yang megah, gameplay-nya terasa datar dan lamban, sehingga game ini mendapat banyak ulasan buruk dan pemain tak lagi tertarik memainkannya.
5. Suicide Squad: Kill the Justice League
Sejak Suicide Squad: Kill the Justice League diumumkan, banyak pemain sudah waspada dan kurang percaya karena Rocksteady meninggalkan formula sukses Batman: Arkham dan sistem combat-nya yang khas. Alih-alih melanjutkan kisah Arkhamverse dengan fokus ke Batman, game ini justru menjadikan Batman sebagai antagonis dengan sistem combat tembak-menembak. Perubahan itu, ditambah dengan format live-service yang diusungnya, membuat game ini kurang disukai oleh banyak pemain. Akhirnya, Suicide Squad: Kill the Justice League tidak pernah mencapai potensi yang diharapkan karena penjualan yang lemah.
6. Skull & Bones
Skull & Bones dipasarkan sebagai game “AAAA”, padahal label itu lebih pantas diberikan karena game ini memiliki budget pengembangan yang kelewat besar daripada kualitas yang benar-benar apik. Fokus utamanya adalah pertempuran kapal di laut lepas di mana pemain mengendalikan kapal bajak laut, menembaki dan menjarah kapal lain, mengumpulkan loot dan menyelesaikan berbagai quest. Mayoritas aktivitasnya pada dasarnya hanya misi yang diulang-ulang sehingga cepat terasa monoton dan tidak menarik. Ditambah lagi, game ini memakan waktu pengembangan yang sangat lama sehingga para pemain sudah malas untuk mencobanya.
7. Redfall
Meski kolaborasi Arkane dan Bethesda biasanya menjamin kualitas yang luar biasa, Redfall justru menunjukkan bahwa tidak semua game bisa berakhir sukses. Game FPS ini mencoba memadukan skill ala game hero shooter dengan dunia open-world dan mekanisme co-op yang seru melawan vampir. Namun, Redfall dirilis dalam kondisi yang jauh dari kata memuaskan. Gameplay loop-nya terasa datar dan kurang menegangkan, dipenuhi bug yang membuat pemain ilfil dan ceritanya sama sekali tidak menarik untuk diikuti. Untuk game co-op yang seharusnya berfokus pada keseruan, semua masalah itu membuat banyak pemain cepat meninggalkannya.
Itulah tadi ulasan mengenai beberapa game AAA yang gagal total di Steam. Pernah memainkan game-game di atas?














![[QUIZ] Browser Mana yang Paling Mewakili Kepribadianmu?](https://image.idntimes.com/post/20250921/upload_6fb47fd382dc1a3f620e78c6c55d55c4_ae4eb495-f6b3-47d8-b9ce-07a692d92f88.jpg)

