Democracy 4 menugaskan kita menjadi kepala negara. (dok. Positech Games/Democracy 4)
Plot atau latar belakang cerita yang dihadirkan dalam Democracy 4 sebetulnya cukup sederhana. Kamu akan ditugaskan untuk menjalani kehidupan politik dari kepala negara, entah itu presiden atau perdana menteri. Penulis sendiri belum pernah memainkan seri-seri Democracy sebelumnya. Jadi, mungkin pendapat penulis akan game ini bisa sangat relatif.
Nah, di tengah kesederhanaan plot yang ada, gamer justru ditawari dengan segudang pekerjaan yang sangat berat. Bagaimana tidak? Tugas menjadi pemimpin negara benar-benar tidak mudah. Salah sedikit saja, akan ada protes dari kanan kiri yang bisa membuat nama kita jeblok. Jika kamu gak suka dengan politik, game ini mungkin akan cenderung membosankan.
Dengan menjadi kepala negara, kita bisa mengubah sistem negara yang ada. Namun, itu semua bisa dijalankan jika kita diizinkan oleh parlemen dan pejabat-pejabat lainnya. Bagi penulis, bisa dikatakan bahwa Democracy 4 sudah menjadi salah satu simulasi yang sederhana namun kompleks. Berbagai macam hal dan kegiatan bisa kita lakukan dalam game ini.
Masalah negara macam korupsi, inflasi, kemiskinan, demonstrasi, dan lain sebagainya harus bisa dituntaskan dengan baik. Jika tidak, negara yang kamu pimpin akan makin terjerembap dalam ketidakpastian politik. Oh, ya, jangan lupakan juga anggaran negara yang sangat terbatas. Sayangnya, kamu tidak bisa serta-merta menaikkan pajak karena itu akan membuat rakyat melakukan protes keras.
Secara umum, game ini sudah menampilkan sisi terbaik dari simulasi politik. Rasanya, sangat jarang permainan bertema sejenis yang dibuat dengan cara sederhana. Hanya saja, bagi penulis, Democracy 4 masih belum klimaks. Ada banyak poin kebijakan yang dirasa kurang dan ini malah dipaksakan begitu saja oleh developer.