Pasukan sudah lengkap dalam Marvel's Guardians of the Galaxy. (dok. Eidos-Montreal/Marvel's Guardians of the Galaxy)
Premis dan plot utama yang dihadirkan dalam game ini terbilang segar dan tidak menyalin mentah-mentah jalan cerita dalam filmnya. Kendati demikian, pengembang masih mempertahankan orisinalitas dari semua elemen yang ada dalam Guardians of the Galaxy. Secara garis besar, latar belakang dari game ini mengambil kisah beberapa tahun setelah perang antarbintang yang meninggalkan banyak jejak masif di seluruh galaksi.
Nah, layaknya cerita dalam komik dan filmnya, kita akan memainkan sekelompok pasukan bernama Peter Quill atau Star-Lord, Gamora, Rocket Raccoon, Groot, dan Drax. Namun, dalam game kali ini, kelompok Guardians of the Galaxy sudah lengkap dan pemain dianggap tahu mengenai latar belakang dari masing-masing karakter yang ada. Dikisahkan bahwa kita akan mencari uang atau harta karun dari sisa-sisa peperangan galaksi di masa lalu.
Salah satu jenis harta karun yang diburu oleh Peter Quill adalah monster-monster langka yang tersebar di wilayah Quarantine Zone. Jika misi mereka sukses, monster-monster tersebut bisa diuangkan atau dibeli oleh pihak yang mengoleksi makhluk aneh. Sayangnya, bukannya uang yang didapat, Peter Quill dan kawan-kawan malah harus berhadapan dengan masalah baru di galaksi.
Yup, mereka dihadapkan pada sebuah persoalan kompleks yang menyangkut tentang ideologi misterius. Berdasarkan informasi yang mereka dapat, semua orang di galaksi bisa dengan mudah mengikuti ideologi tersebut, bahkan akan mengorbankan apa pun, termasuk nyawa. Premis macam ini memang awalnya terkesan absurd.
Namun, setelah memainkannya, jalan cerita menjadi sangat mengasyikkan untuk diikuti. Alih-alih hadir secara repetitif, kita justru akan disuguhkan kisah petualangan Guardians of the Galaxy yang berwarna dan jauh dari kata jenuh. Uniknya, bagi penulis pribadi, game ini lebih menyenangkan untuk diikuti ketimbang kisah asli dalam filmnya.