[REVIEW] Marvel's Avengers: War for Wakanda—Keren Tanpa Elemen Baru

Wajib dikoleksi bagi penggemar Black Panther #IDNTimesTech

Dalam Semesta Marvel, keterkaitan antartokoh yang satu dengan karakter lainnya sudah menjadi sebuah ramuan tersendiri yang tentunya ditanggapi positif. Pahlawan super, macam Iron Man, Hulk, Thor, Captain America, Black Widow, Hawkeye, Spider-Man, dan Black Panther, memiliki cerita yang saling berkaitan untuk tujuan yang sama, yakni melindungi dunia dari tangan antagonis.

Nah, jalan cerita yang identik juga digunakan Crystal Dynamics dalam meramu dan mengembangkan game berjudul Marvel's Avengers. Tak main-main, Square Enix menjadi perusahaan yang merilis langsung game atraktif tersebut pada 4 September 2020 untuk PC, PS4, dan Xbox One. Bagaimana hasilnya? Cukup lumayan, meskipun ada banyak kritik di mana-mana.

Kritik tak lantas membuat pengembang menjadi minder dalam mengembangkan game ekspansinya. Terbukti, pada 17 Agustus 2021 lalu, Square Enix kembali merilis ekspansi berjudul Marvel's Avengers: War for Wakanda yang tentu berfokus pada sosok Black Panther dalam menyelamatkan dunia Wakanda.

Bagaimana hasilnya? Kita ikuti saja review lengkap berikut ini. Yuk, disimak!

https://www.youtube.com/embed/0YZU_Fqz2KM

1. Petualangan T'challa yang mirip seperti cerita aslinya

[REVIEW] Marvel's Avengers: War for Wakanda—Keren Tanpa Elemen BaruBlack Panther di Wakanda (dok. Square Enix/Marvel's Avengers: War of Wakanda)

Spoiler alert!

Well, jika sudah membaca komik dan menonton filmnya, kamu akan menemukan jalan cerita linear yang identik pada game kali ini. Black Panther akan bertugas untuk menyelamatkan Wakanda dari musuh bebuyutan bernama Ulysses Claw atau Klaw yang akan merebut vibranium untuk menguasai dunia. Crossbone juga muncul sebagai salah satu penjahat dalam ekspansi kali ini.

Bedanya dengan Semesta Marvel di komik dan film ada pada kekuatan karakter yang dibawakan oleh Klaw. Yup, Klaw versi game tampak lebih kuat, lincah, licik, dan lihai dibandingkan versi Klaw pada filmnya. Gak hanya itu, variasi pasukan musuh juga terlihat sangat beragam jika dibandingkan langsung dengan Marvel's Avengers sebelumnya.

Ibarat menjalankan petualangan T'challa pada film, kita juga akan merasakan bagaimana game ini dibuat. Bagi kamu yang sudah pakem dan fanatik dengan Black Panther versi MCU, mungkin game ini akan jadi koleksi yang bersifat wajib. Namun, kalau kamu tipe gamer yang baru memasuki dunia Marvel di era konsol next gen terbaru, kisah Black Panther ini mungkin hanya akan menjadi pelengkap.

Secara umum, memang tidak ada elemen baru untuk membuat jalan cerita menjadi lebih dalam lagi. Alur cukup mudah ditebak--karena penulis juga sudah menonton versi filmnya. Lalu, keberadaan pasukan milik Klaw dirasa tidak merata. Di satu sisi, kualitas mereka seperti noob yang sangat mudah dibantai. Di sisi lain, mereka bisa layaknya pemain pro dengan health bar yang tebal.

2. Misi repetitif yang bisa membuat bosan

[REVIEW] Marvel's Avengers: War for Wakanda—Keren Tanpa Elemen BaruKerajaan Wakanda (dok. Square Enix/Marvel's Avengers: War of Wakanda)

Untuk urusan gameplay, beragam game Marvel biasanya akan terasa sangat atraktif dan mudah dimainkan tanpa adaptasi terlalu dalam, begitu juga dengan ekspansi yang satu ini. Mekanisme gerakan tiap-tiap karakternya dirasa cukup menyenangkan. Kalau boleh dibilang, gameplay mungkin jadi salah satu kelebihan jika dibandingkan dengan plot atau jalan ceritanya.

Kamu akan menggerakkan Black Panther yang lincah, kuat, dan tentunya penuh dengan adegan akrobatik. Hal ini memang sudah dikenal dalam banyak game Marvel lainnya. Namun, khusus untuk Black Panther, gerakan dalam menyerang akan kamu rasakan layaknya gerakan-gerakan hack and slash dengan kombinasi pukulan dan tendangan mematikan. Belum lagi kalau melihat pahlawan Wakanda itu melakukan kombinasi capoeira, dijamin makin keren dan asyik.

Selain menyerang, sang protagonis juga bisa bertindak dalam bertahan. Yup, melalui armor miliknya, Black Panther bisa membuat energi untuk dijadikan gelombang kejut. Soal misi, Marvel's Avengers: War for Wakanda terkesan biasa saja. Ada misi utama dan tentu misi sampingan yang bisa dijalankan untuk mendapatkan hadiah.

Yang patut diingat adalah durasi permainan. Jika memainkan di bawah 4 jam, mungkin tidak menjadi masalah. Namun, di atas itu, kamu akan jenuh dan sangat bosan untuk memainkannya. Apalagi, ada beberapa misi berhadiah yang mewajibkan pemain untuk melakukan grinding yang garing dan membosankan. Bahkan, kebanyakan misinya sangat repetitif dan terkesan itu-itu saja.

Baca Juga: [REVIEW] Ghost of Tsushima Director's Cut: Lebih Memanjakan Mata!

3. Grafis ciamik meskipun bukan yang terbaik

[REVIEW] Marvel's Avengers: War for Wakanda—Keren Tanpa Elemen Barugrafis dalam Marvel's Avengers: War for Wakanda (dok. Square Enix/Marvel's Avengers: War of Wakanda)

Beruntung developer bisa membuat ekspansi kali ini dengan grafis apik. Setidaknya, grafis bagus akan mengurangi rasa bosan di saat grinding dan melakukan misi yang itu-itu saja. Dunia Wakanda digambarkan dengan sangat detail, indah, hidup, dan tentu seimbang antara modern dan tradisional.

Meskipun bukan termasuk kelas memukau, grafis pada game kali ini jauh lebih baik ketimbang ekspansi-ekspansi sebelumnya. Oh, ya, khusus untuk senjata dan armor dari sang protagonis, Crystal Dynamics selaku pengembang rupanya bisa membuat semuanya lebih enak untuk dipandang. Variasi musuh juga sangat beragam dan bisa ditampilkan dengan cukup detail.

Grafis pada War for Wakanda ini memang tidak bisa dikatakan menjadi grafis terbaik untuk game sekelas PS5 dan PC kekinian. Jika dibandingkan dengan banyak game bergrafis memukau lainnya, ekspansi kali ini memang terlihat masih sangat ketinggalan. Namun, secara umum, Square Enix dan Crystal Dyamics boleh berbangga karena tampilan grafis milik mereka sudah diklasifikasikan bagus.

4. Audio cukup bagus, tetapi kurang dari segi kreativitas

[REVIEW] Marvel's Avengers: War for Wakanda—Keren Tanpa Elemen BaruBlack Panther (dok. Square Enix/Marvel's Avengers: War for Wakanda)

Meskipun ada peningkatan, audio, musik, dan suara karakter dalam game ekspansi kali ini masih dirasa kurang kreatif. Bukannya jelek, tapi masih ada yang kurang, bahkan di momen-momen tertentu akan terasa mengganggu (annoying). Mendengar kualitas audio pada Marvel's Avengers: War for Wakanda, akan lebih baik lagi jika kamu memakai headset.

Oh, ya, harap jaga ekspektasimu jika akan memainkan game yang berwarna-warni ini. Pasalnya, efek audio yang digunakan tentu saja berbeda dengan audio dalam film-film Marvel kebanyakan. Jika bisa diambil penilaian, kualitas audio dalam game kali ini tidak buruk dan tidak begitu bagus juga alias biasa-biasa saja.

5. Wajib dikoleksi oleh penggemar Black Panther

[REVIEW] Marvel's Avengers: War for Wakanda—Keren Tanpa Elemen BaruBlack Panther (dok. Square Enix/Marvel's Avengers: War for Wakanda)

Secara keseluruhan, produser dan sutradara sudah dinilai sanggup menghidupkan Black Panther ke dalam sebuah game khusus berupa ekspansi. Terlihat bahwa mereka bermain aman dengan mengikuti alur cerita yang sama persis seperti dalam film dan komiknya. Meskipun kadang dirasa membosankan, Marvel's Avengers kali ini bisa mengatasinya dengan peningkatan grafis dan gameplay yang mengasyikkan.

Jika kamu penggemar Semesta Marvel, terutama karakter Black Panther, game ini bisa menjadi salah satu koleksi berharga. Sebaliknya, jika tidak begitu suka dengan dunia Marvel dan sekadar ingin tahu, ekspansi kali ini mungkin tidak begitu menarik untuk kamu ikuti.

Misi-misi yang terasa repetitif dan melelahkan mungkin menjadi salah satu minus terbesar dalam game ini. Tak dimungkiri, memang tidak mudah membuat game dengan keterlibatan misi sampingan yang penuh dengan grinding. Salah-salah, gamer hanya memainkannya tak sampai 3 jam. Well, bagi penulis, skor untuk Marvel's Avengers: War for Wakanda adalah 3/5.

Baca Juga: Black Panther dan 9 Film yang Dibintangi Mendiang Chadwick Boseman

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya