Persentase social marketer yang menggunakan aplikasi AI untuk beragam aktivitas di media sosial (hootsuite.com)
Generative AI yang dulu dianggap dengan keraguan oleh banyak social media marketer kini telah diterima sebagai alat yang sangat berharga dalam dunia media sosial. Pada 2024, penggunaan AI untuk pembuatan konten sosial telah mengalami perkembangan pesat, tidak hanya di perusahaan besar, tetapi juga di berbagai sektor, termasuk yang paling diawasi ketat seperti pemerintah dan kesehatan. Sebelumnya, social media marketer hanya menggunakan AI untuk eksperimen yang terbatas. Namun, sekarang AI telah menjadi bagian integral dari strategi kreatif yang lebih luas yang memungkinkan publik memproduksi lebih banyak konten dengan tingkat efisiensi yang luar biasa.
Survei Hootsuite Social Media Trends 2025 melaporkan bahwa 83 persen marketer kini mengandalkan AI untuk menghasilkan lebih banyak konten daripada yang dapat mereka buat tanpa bantuan alat tersebut. Mengingat tingginya permintaan untuk membuat banyak unggahan di media sosial dalam waktu singkat (terkadang hingga 72 unggahan per minggu), AI menjadi alat yang tak ternilai. Apalagi, ia punya beragam kemampuan, seperti menulis caption, membuat gambar, menerjemahkan skrip, hingga merancang proposal influencer secara otomatis yang membuat AI kini menjadi asisten utama yang membantu tim media sosial tetap kompetitif.
Namun, keunggulan AI tidak hanya terletak pada efisiensi. AI juga digunakan untuk merumuskan strategi sosial yang lebih cerdas. Merek yang mengintegrasikan AI dalam proses perencanaan strategis mereka. Bukan hanya dalam pembuatan konten, akan memperoleh manfaat yang lebih besar dalam hal efektivitas dan kemampuan untuk menanggapi tren dengan cepat. Tim media sosial yang memprioritaskan kemampuan strategis AI mereka, di samping taktik, akan lebih mampu menghasilkan wawasan yang lebih tajam, membuka peluang baru, dan mempertahankan efisiensi di pasar yang sangat kompetitif. Akibatnya, 2025 diprediksi akan menjadi tahun di mana organisasi yang belum mengadopsi AI dalam strategi sosial mereka akan tertinggal, sementara mereka yang melakukannya akan memimpin dalam hal kreativitas dan pencapaian bisnis.
Ketiga prediksi tren media sosial 2025 di atas membuktikan bahwa ekosistem media sosial saat ini bukan hanya mengubah cara manusia untuk berinteraksi dengan audiens saja. Lebih daripada itu, tren media sosial telah memberikan keran menciptakan peluang baru bagi merek dan perusahaan untuk berinovasi, mengoptimalkan strategi pemasaran mereka, serta membangun hubungan yang lebih mendalam dan autentik dengan audiens. Melalui eksperimen konten, misalnya, merek kini dapat lebih bebas berkreasi, menguji berbagai pendekatan, dan memperoleh wawasan langsung tentang apa yang resonan dengan target pasar mereka. Sementara itu, social listening memungkinkan mereka untuk menangkap sentimen dan kebutuhan audiens dengan lebih tajam yang pada gilirannya memberikan keunggulan kompetitif dalam merancang produk atau layanan yang lebih relevan.
Tidak ketinggalan, berkat kecerdasan buatan, pelaku bisnis dapat mengotomatisasi berbagai aspek pemasaran, meningkatkan efisiensi, dan menghasilkan konten yang lebih personal dan tepat sasaran. Memanfaatkan ketiganya secara bersamaan bikin ekosistem media sosial bukan hanya menjadi saluran komunikasi, tetapi juga sebuah platform untuk mendorong perubahan signifikan dalam cara pemasaran dilakukan di era digital yang terus berkembang.